PORTAL JOGJA - Ada banyak tradisi unik yang perlu Anda ketahui saat merayakan lebaran Idul Fitri yang diselenggarakan masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Lebaran ketupat juga disebut Bakda Ketupat atau Bada Kupatan.
Lebaran ketupat ini biasanya dilakukan seminggu setelah idul fitri yakni sepesar yakni lima atau enam hari berdasarkan penanggalan Jawa. Lebaran ketupat ini juga melambangkan wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam tradisi masyarakat Jawa, perayaan lebaran ketupat ini juga dilambangkan sebagai simbol kebersamaan dengan memasak ketupat dan mengantarkannya kepada sanak saudara.
Baca Juga: Operasi Ketupat 2021 Jaring 835 Travel Gelap, 461.626 Kendaraan Terpaksa Putar Balik
Baca Juga: Ketupat Lebaran Berlebih Tapi Bosan Menu Santan? Buat Lotek, Gado-Gado atau Kupat Tahu Saja
Hantaran ketupat lebaran lengkap dengan opor ayam, sambal goreng dan lauk pauknya ada yang saling diberikan kepada tetangga atau masyarakat. Namun juga ada yang di makan bersama-sama di sejumlah tempat tertentu di desa.
Berbagai macam sajian ketupat disajikan dalam menyambut makna tradisi lebaran ketupat. Cara merayakannya pun macam-macam tergantung kearifan lokal daerah tersebut.
Ketupat atau kupat mengandung makna dalam Bahasa Jawa menawi wonten lepat atau bila ada salah, hendaknya saling memaafkan. Simak cara dari berbagai daerah berikut dalam merayakan lebaran ketupat.
1. Magelang, Wonosobo, Temanggung
Perayaan Hari Raya Idul Fitri di Dusun Kauman, Desa Payaman, Magelang diisi dengan Festival Balon Syawalan. Tradisi yang sudah berlangsung sejak tahun 1980-an tersebut diadakan untuk memperingati Syawalan atau Lebaran Ketupat.