PORTAL JOGJA - Bulan Ramadhan yang merupakan bulan suci yang dinantikan oleh muslim sedunia. Di dalamnya ada latihan jiwa raga selama satu bulan penuh sebagai wujud tunduk kepada Ilahi. Sebagai penutupnya, adalah Hari Raya Idul Fitri. Sebagai saat yang sakral dan penuh makna, tak berlebihan bila di daerah ada pula tradisi budaya merayakan hari nan fitri itu.
Berikut enam tradisi Idul Fitri atau Lebaran pada sejumlah daerah di Tanah Air, yang dikutip dari infografik ANTARA.
Garebeg Sawal
Tradisi ini merupakan salah satu dari tiga garebeg yang diadakan oleh Keraton Yogyakarta. Dinamakan sebagai garebeg Sawal, karena dilaksanakan pada 1 Syawal yang tepat merupakan hari Idul Fitri. Pada garebeg ini, keraton akan mengeluarkan sejumlah gunungan simbol sedekah Sultan sebagai raja kepada rakyatnya. Gunungan ini lalu dibagikan kepada masyarakat.
Baca Juga: Kraton Yogyakarta Gelar Hajad Dalem Garebeg Besar 1444 H
Perang Topat
Perang topat atau perang topat ini berasal Nusa Tenggara Barat, khususnya Lombok. Tradisi menyambut Idul Fitri ini dilaksanakan dengan saling melemparkan atau perang menggunakan topat atau ketupat. Ini melambangkan kerukunan antar umat beragama serta wujud keluhuran budaya di Lombok.
Binarundak
Merupakan adat pada masyarakat Motobai Besar di Sulawesi Utara. Dengan memasak bersama-sama nasi jaha yang merupakan salah satu makanan khas Sulawesi Utara, selama tiga hari setelah Idul Fitri. Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi antar masyarakat. Seperti diketahui, nasi jaha adalah makanan berbahan dasar beras ketan yang diberi bumbu rempah berupa jahe dan santan yang sebelumnya diisi kedalam batang bambu berlapis daun pisang kemudian dibakar.
Makan Bedulang