Sangga Buwana, Snack Perpaduan Jawa-Eropa yang Menyangga Kehidupan

- 29 April 2024, 11:31 WIB
Sangga Buwana, Snack Perpaduan Eropa-Jawa
Sangga Buwana, Snack Perpaduan Eropa-Jawa /youtube.com/@TastemadeIndonesiaOfficial/

PORTAL JOGJA - Tahun 80-an saat resepsi pernikahan belum berkonsep prasamanan seperti saat ini, ada sebuah snack pembuka yang selalu dinanti tamu undangan. Sangga Buwana, nama snack perpaduan budaya Jawa dan Eropa itu. Kuliner ini terdiri dari tiga susunan bahan utama yaitu soes, ragout, dan saus mustard Jawa.

Budaya Eropa terlihat pada penganan yang sarat gizi ini, yaitu penggunaan soes. Soes sebagai bagian yang akan dimasuki dengan ragout yang terbuat dari potongan-potongan aneka sayuran (kentang, wortel, bawang bombay, bawang putih) dan daging ayam yang dibumbui.

Sementara dressing Sangga Buwana berupa saus mustard Jawa. Dengan berbahan dasar mentega dan kuning telur rebus yang dihancurkan, dipadu dengan mustard, gula, dan garam yang diaduk rata. Sentuhan akhirnya berupa penambahan susu dan perasan jeruk nipis.

Baca Juga: Rekomendasi Kuliner di Yogyakarta: Nikmati Kelezatan yang Tak Terlupakan

“Sangga Buwana ini ada perpaduan antara masakan Eropa dengan acar sebagai garnishnya. Acar sendiri banyak dikenal di masyarakat oriental maupun kita di Jawa. Kemudian penyajiannya, Sangga Buwana ada soes yang diisi ragout, kemudian ada dressingnya. Kalau biasa orang Eropa, dressingnya itu mayones, mustard, dan lain sebagainya. Kemudian ada pula perpaduan mustard dengan kuning telur,” kata Direktur Utama Bale Raos, Sumartoyo beberapa waktu lalu, sebagaimana dikutip dari laman Pemprov DIY.

Secara segi bahasa, kata sangga berarti menyangga, sedangkan buwana merupakan kata lain dari bumi. Sehingga secara umum, bisa dimaknai sebagai penyangga kehidupan. Simbolisasi ini menjadi pemahaman kita mengapa snack Jawa-Eropa ini menjadi makanan pembuka wajib dalam perhelatan pernikahan pasca kemerdekaan Indonesia.

"Simbolisasi bahwa kita menghidangkan jamuan makan itu pada acara-acara tertentu, acara pernikahan, itu punya makna dan punya harapan. Bahwa ada Sangga Buwana di suatu pernikahan itu adalah untuk menyangga kehidupan yang selanjutnya," ucap Toyo menerangkan.

Baca Juga: Wamenparekraf Cicipi Kuliner Soto Kadipiro Yogyakarta yang Melegenda

Cerita historis memberikan penjelasan bahwa Sangga Buwana menjadi salah satu santapan yang telah ada sejak akhir era bertakhtanya Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Namun, penganan tersebut mulai banyak disajikan khususnya saat Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Awal mulanya snack ini menjadi tanda prestise. Sangga Buwana kerap dihidangkan untuk menjamu tamu-tamu dari Belanda, baik sebelum kemerdekaan maupun pasca masa kemerdekaan. Pasca kemerdekaan hidangan ini mulai tampil ke publik umumnya pada pesta pernikahan

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: Humas Pemda DIY


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah