Silaturahmi Memperkuat Ekosistem Sosial Budaya Islam di Indonesia

- 28 April 2024, 16:05 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir /Ist/

PORTAL JOGJA — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menggarisbawahi pentingnya silaturahmi dalam memelihara ekosistem sosial budaya yang kaya di Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki keberagaman budaya yang menghasilkan panorama keagamaan yang memukau.

"Ekosistem sosial budaya Indonesia begitu kaya. Spiritualitas dan nilai-nilai ilahiyah menghiasi masyarakat Indonesia," ungkap Haedar dalam acara Silaturahmi Idulfitri 1445 H Keluarga Besar Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Ahad (28/04).

Haedar menjelaskan bahwa dalam sejarahnya, Indonesia memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme yang kemudian bergeser menjadi keyakinan mayoritas Hindu dan Buddha. Kebudayaan dari kedua agama tersebut begitu kuat dalam akar budaya masyarakat.

Namun, kedatangan Islam membawa angin perubahan besar dalam kedamaian, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Haedar menegaskan bahwa Islam di Indonesia bersifat kultural, termasuk adanya tradisi syawalan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia.

Baca Juga: Berkoalisi Atau Oposisi, PDIP Akan Bahas pada Rakernas Bulan Mei

Haedar menyebutkan bahwa Indonesia merupakan anugerah Allah yang patut disyukuri, dan bahwa silaturahmi adalah salah satu wujud dari pemeliharaan dan penghormatan terhadap keberagaman budaya yang ada.

Di Indonesia, suasana syawalan begitu meriah. Demikian pula dengan ramainya masjid-masjid, di mana suara azan saling bersahutan dan qiraat Quran beragam di berbagai daerah. Semua ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Islam di Indonesia.

Dalam konteks budaya, Haedar menekankan pentingnya untuk merawat semua ini dari pengaruh sekularisme yang dapat mengikis nilai-nilai keagamaan dan budaya yang ada. Maka, di momen Syawalan ini, mari kita semua bersama-sama menjaga dan merawat kultur yang telah menjadi bagian integral dari identitas kita sebagai bangsa.

Haedar juga menyoroti tantangan dari golongan internal Islam yang lahir dari semangat modernisme, yang kadang mempermasalahkan budaya keislaman. Bagi Muhammadiyah, Haedar menegaskan pentingnya merawat budaya keislaman agar tidak tergerus oleh pandangan-pandangan modernisasi dan sekularisasi yang bisa mengancam keberlangsungan nilai-nilai keislaman di masa depan.

"Mari kita dengan silaturahmi ini kembangkan kultur Islam kita, agar hidup, menjadi sesuatu yang hidup dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kering dan hilang di negeri ini," ucap Haedar dengan tegas.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x