Tak Sekedar Makanan Khas Lebaran, Ada Makna Mendalam Di Balik Ketupat dan Opor

- 7 Mei 2021, 06:03 WIB
Ketupat dalam Bahasa Jawa disebut kupat yang memiliki makna ngaku lepat atau mengakui kesalahan.
Ketupat dalam Bahasa Jawa disebut kupat yang memiliki makna ngaku lepat atau mengakui kesalahan. /- Foto : Freepik/

PORTAL JOGJA – Salah satu makanan wajib saat lebaran adalah ketupat. Biasanya, ketupat dihidangkan lengkap dengan opor ayam maupun sambal goreng. Meski kadang dituding sebagai penyumbang kolesterol tubuh, namun tetap saja ketupat dan opor ayam banyak dicari saat lebaran.

Ketupat dan opor bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa memang bukan hidangan biasa. Ada makna yang tersirat dari sajian kuliner tradisional tersebut.

Bagi masyarakat Jawa, Idul Fitri dimaknai sebagai simbol kembali pada kesucian setelah menempa diri dalam ibadah selama sebulan, yaitu bulan Ramadhan. Untuk melengkapi penyucian diri, masyarakat Jawa memiliki tradisi saling bermaafan.

Baca Juga: Tata Cara Itikaf pada 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan, Ini Keutamaannya

Tradisi inilah yang kemudian berkembang menjadi kegiatan sungkeman, saling bermaafan hingga tradisi halal bil halal atau yang disebut dengan syawalan. Inti dari tradisi ini adalah kebesaran hati untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Ketupat, dalam Bahasa Jawa disebut kupat. Konon nama ini merupakan singkatan dari ngaku lepat atau mengaku salah. Terkait dengan tradisi lebaran, salah satu pepatah Jawa yang terkenal yaitu “kupat duduhe santen, sedaya lepat nyuwun pangapunten”. Yang artinya kurang lebih kupat kuahnya santan, semua salah mohon dimaafkan.

Kupat duduhe santen inilah yang kemudian diwujudkan dalam bentuk masakan berupa ketupat dan opor ayam dengan kuah santannya yang gurih dan kadang juga dipadukan dengan sambal goreng yang juga dimasak dengan santan.

Baca Juga: Hati-Hati Godaan Promo dan Diskon Jelang Lebaran, Ini Pesan Teh Ninih Tentang Puasa Mata

Sementara itu di beberapa daerah juga memiliki tradisi ngaku lepat atau mengaku salah ini dalam event yang disebut dengan bakdo kupat atau bada kupat. Bakdo kupat ini biasanya digelar seminggu sesudah lebaran, atau sesudah masyarakat menjalankan puasa sunnah yaitu puasa syawal dan diakhiri dengan bakdo kupat.***

Editor: Siti Baruni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x