Kecuali Bantul, Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di DIY Dicabut

- 8 Mei 2024, 23:09 WIB
Ilustrasi Tim Reaksi Cepat BPBD Gunungkidul dan BPBD DIY  berusaha membereskan pepohonan roboh yang menutupi jalan akibat hujan deras dan angin kencang .
Ilustrasi Tim Reaksi Cepat BPBD Gunungkidul dan BPBD DIY berusaha membereskan pepohonan roboh yang menutupi jalan akibat hujan deras dan angin kencang . /Foto : Twitter @BPBD Kab.Gunungkidul/

PORTAL JOGJA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebut status siaga darurat bencana hidrometeorologi di wilayah ini telah dicabut pada 30 April 2024. Namun hal ini tidak berlaku untuk Kabupaten Bantul

"Dari evaluasi kejadian bencana sampai April sudah relatif jarang sekali atau bahkan tidak ada hujan, sehingga tidak diperpanjang lagi," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Lilik Andi Aryanto di Yogyakarta pada Rabu 8 Mei 2024, sebagaimana dikutip dari ANTARA.

Sebagian wilayah DIY selain Bantul, sudah masuk masa awal musim kemarau. Mendasarkan pada hasil evaluasi, Nampak bahwa tren ancaman bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir, hingga tanah longsor sudah tidak ditemukan lagi.

Baca Juga: BPBD DIY Serukan 3 Hal Ini Untuk Cegah Bencana Hidrometeorologi Akibat Cuaca Ekstrim

Sementara untuk Bantul, status siaga darurat bencana hidrometeorologi pada wilayah ini baru akan berakhir pada 31 Mei 2024, meskipun sebagian wilayah di DIY sudah memasuki musim kemarau.

"Siaga bencana masih berlaku, karena kami masih tetap waspada bila nanti ada cuaca ekstrem yang tiba-tiba datang pada saat musim peralihan dari hujan ke kemarau ini," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol di Bantul pada Rabu 8 Mei 2024 .

Kewaspadaan pihak BPBD Bantul ini, mengingat di wilayah lain seperti wilayah Sumatera Selatan yang diguyur hujan deras selama hampir 10 jam mengakibatkan wilayah tersebut banjir. Selain itu, potensi dampak dari cuaca ekstrem saat peralihan dari hujan ke kemarau ini di antaranya hujan deras yang disertai angin kencang yang dapat mengakibatkan pohon tumbang.

Baca Juga: Destinasi Pariwisata di Sleman Antisipasi Cuaca Ekstrim dan Bencana Hidrometeorologi

"Dan sepertinya sampai dengan bulan Mei ini peralihan ke musim hujan. Kami juga selalu berkomunikasi antara Pusdalops dengan sektor-sektor Damkarmat (Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan), juga dengan 37 pos banjir dan longsor," kata Antoni

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah