Destinasi Pariwisata di Sleman Antisipasi Cuaca Ekstrim dan Bencana Hidrometeorologi

- 2 November 2021, 18:06 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrem di kawasan wisata gunung Merapi Sleman
Ilustrasi cuaca ekstrem di kawasan wisata gunung Merapi Sleman /Portal Jogja/@Chandra Adi/

PORTAL JOGJA - Peningkatan curah hujan akhir-akhir ini terjadi di wilayah kabupaten Sleman. Untuk itu pemerintah Kabupaten Sleman perlu melakukan antisipasi dampak cuaca ekstrim pada destinasi pariwisata.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa dalam konferesi pers, Selasa 2 November 2021 di Teras Merapi, Cangkringan kabupaten Sleman mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan langkah antisipasi.

“Terkait penanggulangan bencana di destinasi wisata, Pemkab Sleman telah menyampaikan surat edaran setiap destinasi wisata dengan adanya dampak bencana hidrometeorologi untuk melakukan kesiapsiagaan dan edukasi pada penggiat wisata untuk mempersiapkan diri jika ada bencana datang,” jelas Danang.

Baca Juga: Rombongan Ustaz Zacky Mirza Alami Kecelakaan di Tengah Hutan Hingga Mobil Terbalik

Menurut Danang dalam penanganan bencana, Pemkab Sleman juga mempersiapkan dua anggaran yaitu Biaya Tidak Tetap (BTT) dan anggaran bantuan bencana sesuai Perbup 37.

Saat ini Pemkab Sleman sedang mengkaji bantuan kerusakan sebesar 100 persen bagi warga tidak mampu.

“Pemberian bantuan pada warga terdampak bencana dulu mendapat bantuan 30% dari kerusakan, baru kita kaji untu bisa 100 persen bagi warga tidak mampu karena secara geografis sleman rawan bencana dan tidak tahu datangnya sehingga harus disiapkan langkah penagananya,” ujar Danang.

Berdasarkan rilis dari BMKG, Pengaruh La-Nina di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan bulanan di atas normalnya atau rata ratanya, diawal musim penghujan bulan Oktober-November 2021 akan memberikan dampak yang cukup tinggi yakni sekitar 60%.

Sedangkan jika La-Nina masih berlanjut hingga musim penghujan (Des 2021- Jan 2022 - Feb 2022) maka dampak La-Nina akan semakin turun yakni sekitar 20-60%.

Meskipun persentase peningkatan curah hujan relatif lebih kecil, namun dampak terhadap peningkatan bencana hidrometeorologi semakin tinggi terlebih dipuncak musim hujan (Januari 2022).

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x