“1 sha’ sama dengan empat mud. Satu mud sama dengan tujuh ons setengah. Maka 1 sha’ itu 3 kg,” ujarnya memberi alasan.
“Tapi saya tidak menyalahkan yang mengikuti ketentuan kemenag (Kementerian Agama) yang 2,5 kg. Yang 2,5 kg itu ijtihad ulama juga,” ujar ustad yang kondang dikenal sebagai UAS.
Dia memilih untuk menimbang sendiri zakat fitrah yang harus dikeluarkan berupa beras. Bila ternyata berlebih, kelebihannya itu ternilai sedekah.
“Saya pribadi dari dulu bayar 3 kg. Bungkus plastik, kasihkan, ini zakat fitrah saya,” ujarnya dalam salah satu ceramah.
4. Khalid Basalamah
Ustad kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan ini dengan tegas menolak membayar zakat fitrah menggunakan uang.
“Makanan pokok, jangan ganti dengan duit. Kecuali duit itu dikasih ke masjid, ke lembaga agar nanti dibelikan beras, makanan pokok, lalu dibagikan,” ujarnya.
“Karena fitrah itu jelas makanan pokok. Antum(anda) mau kasih uang, sedekah saja. Lain, fitrah itu makanan pokok, jadi jangan diganti,” ujarnya sambil menjelaskan batasan pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan selama bulan Ramadhan hingga sesaat sebelum shalat Idul Fitri pada 1 Syawal.
5. Syafiq Riza Basalamah
Penceramah bermarga Basalamah ini menjelaskan bahwa ada kekeliruan mengenai penimbangan zakat fitrah karena zakat fitrah sebenarnya bukan diukur melalui berat(kilogram), namun lebih kepada ukuran volume (liter).