Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Naik Rp4.000 per Gram di Pegadaian Hari ini Kamis 8 April 2021
Pemerintah China mengirim ratusan polisi dan tentara bersenjata lengkap untuk memadamkan protes tersebut.
Lima hari kemudian, 10 April 1990 konflik berakhir dengan 23 orang tewas dan 232 muslim Uighur ditangkap.
Belum selesai, pemerintah China terus menyasar East Turkistan Islamic Movement ETIM atau Gerakan Islam Turkistan Timur yang dituduh melakukan pemberontakan.
Hasilnya pada Juli 1990 pemerintah China di Xinjiang menangkan 7.900 muslim Uighur dengan alasan melakukan gerakan separatisme.
Baca Juga: Seorang Pria Meninggal di Filipina Usai Dihukum Squat 300 Kal Karena Melanggar Aturan Covid-19
Sejak itu banyak muslim Uighur yang mencari suaka ke luar negeri, terutama ke Turki.
Kondisi ini bertambah parah ketika China mendirikan ‘kamp pendidikan ulang’ pada tahun 2017 bagi etnis Uighur di Xinjiang. Setidaknya ada 1,5 juta orang yang ditahan dalam kamp tersebut menurut laporan PBB.
Akibat kecaman dari pemimpin oposisi yang mengutuk kekejaman China di Xinjiang terhadap etnis Uighur, Duta Besar China untuk Turki, Lio Shaobin mengeluarkan pernyataan di Twitter.
Baca Juga: ASN Nekat Mudik Lebaran Bakal Kena Sanksi Disiplin , Menpan-RB Terbitkan SE Larangan ASN Mudik