PORTAL JOGJA - Kota Mariupol Ukraina merupakan salah satu kota terparah saat invasi militer Rusia.
Mariupol yang merupakan kota industri dan pelabuhan itu selama berhari-hari digempur Rusia melalui serangan udara.
Roket dan rudal telah menghancurkan pemukiman warga hingga fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit.
Banyak warga sipil yang tewas akibat bombardir tentara Rusia. UNHCR bersama badan PBB lainnya menyerukan agar gate koridor kemanusiaan dilakukan untukmengevakuasi warga dari wilayah konflik.
Namun karena serangan terus terjadi, evakuasi terhambat dan warga tetap bersembunyi di ruang bawah tanah gedung. Namun kondisinya saat ini memgalami kekurangan pasokan bahan makanan, air minum dan tidak ada aliran listrik.
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Balas Dendam Ganti Beri Sanksi pada Pemimpin dan Pejabat Dunia
Aliran listrik banyak yang rusak. Sementara itu listrik digunakan untuk keperluan pemanas ruangan dan sebagainya.
Meski sempat terhambat, evakuasi warga sipil pertama akhirnya berhasil dilakukan di Kota Mariupol, Ukraina, pada Senin waktu setempat.
Pemerintah setempat menyebut, 160 mobil pribadi telah membawa warga sipil keluar dari kota Laut Hitam tersebut.
Mariupol telah menjadi sasaran pengeboman tanpa henti sejak pasukan Rusia mengepungnya pada 2 Maret lalu. Sejak itu, sekitar 400 ribu orang yang terjebak di Mariupol telah kehilangan akses ke air, makanan, dan obat-obatan. Penghangat ruangan, layanan telepon – dan listrik di banyak daerah – telah diputus.