"Upaya terus dilakukan untuk mengevakuasi kota sebagai bagian dari koridor kemanusiaan, tetapi masih ada sekitar 350.000 orang masih di dalam Mariupol dengan pasokan makanan yang menipis," ucap kepala militer Ukraina, Pvlo Kyrylenko dikutip dari Mirror pada Rabu, 16 Maret 2022.
Baca Juga: BMKG Stamet Yogyakarta Peringatkan Cuaca Ekstrem Musim Pancaroba Maret Hingga Mei 2022
Dia juga mengklaim bahwa sekitar 400 penduduk setempat dan 100 staf telah ditangkap sebagai perisai manusia dan ditahan di rumah sakit.
"Mobil tidak bisa berangkat ke rumah sakit selama dua hari. Gedung-gedung tinggi terbakar di sekitar. Rusia membawa 400 orang dari rumah tetangga ke rumah sakit kami. Kami tidak bisa keluar," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa penduduk kota harus terjebak di ruang bawah tanah dengan keadaan suasana yang mencekam dan tidak mungkin untuk keluar dari rumah sakit.
Selain itu, Kyrylenko menjelaskan bahwa rumah sakit Mariupol ada 3 bayi prematur yang terpaksa ditinggal pergi oleh orangtuanya.
Ukraina menuduh Rusia memblokir konvoi yang mencoba membawa pasokan ke kota yang terkepung.
Palang merah yang membantu mengevakuasi korban pun mengatakan bahwa banyak keluarga yang hidup dalam keputusasaan.
UNHCR berupaya mengevakuasi warga sipil keluar dari Ukraina namun masih terhambat karena serangan masih terjadi dan logistik serta bahan bakar minyak yang mulai sulit. Selainnitu masih banyak mayat yang bergelimpangan di jalan yang hanya dibungkus plastik dan akan dimakamkan secara massal***