BMKG Jelaskan Siklon Seroja yang Mengakibatkan Banjir dan Longsor di NTT dan NTB

6 April 2021, 20:21 WIB
Prakiraan fenomena Bibit Siklon Tropis 99S yang kini disebut Siklon Seroja yang berdampak pada gelombang tinggi hingga 6 meter lebih, serta hujan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi di sebagian wilayah utara dan selatan Indonesia, serta sebagian pulau Jawa. /BMKG

PORTAL JOGJA - Sejumlah bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini akibat dampak siklon Seroja.

BMKG kini memberi nama untuk siklon tropis yang tumbuh di wilayah Indonesia misalnya siklon Dahlia, Cempaka, Bakung, Teratai, Flamboyan dan Kamboja.

BMKG memberikan nama-nama itu, karena badan pemantau iklim dan cuaca tersebut ingin meredam kekhawatiran masyarakat terkait dampak yang ditimbulkan dari siklon itu sendiri.

Baca Juga: Densus 88 Anti-teror Amankan 6 Orang Terduga Teroris di Jawa Tengah, Salah Satunya Seorang Pendakwah

Baca Juga: Kaki Anda Pecah-Pecah? Obati dengan 5 Obat Rumahan Ini, Dijamin Akan Halus Lagi

Dalam kasus di NTB dan NTT, siklon Seroja, puluhan orang meninggal, ratusan terluka, rumah warga dan fasilitas umum juga mengalami kerusakan akibat dampak siklon Seroja.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai lembaga yang mengeluarkan peringatan dini telah memantau kemunculan bibit siklon di wilayah NTT itu sejak Jumat 2 April 2021.

Peringatan dini pun sudah dikeluarkan BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta terkait dampak yang akan ditimbulkan pusat tekanan rendah tersebut dan pergerakannya. Sesuai prediksi BMKG, bibit siklon di selatan NTT itu intensitasnya semakin menguat dan tumbuh menjadi siklon tropis yang dinamakan Seroja pada Senin dini hari pukul 01.00 WIB.

Baca Juga: Juventus Dikabarkan Akan Pecat Andrea Pirlo, Fabio Cannavaro Beri Pembelaan

Baca Juga: Biaya Ibadah Haji Naik Rp9,1 Juta, Totalnya Mencapai Rp44,3 Juta

Di;amsir dari ANTARA, dampak siklon tropis Seroja di NTT Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB menyebabkan sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak.

Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK) , Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK) dan Flores Timur 256.

Sementara korban meninggal berjumlah 128 orang dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12 orang. Sedangkan total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23 dan Lembata 21.

Baca Juga: Kabar Kehamilan Nagita Slavina Bocor! Curhatan Raffi ke Vicky Prasetyo: Kayanya Rafathar Bakal Punya Adek

Siklon tropis itu berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.

Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tersebut juga berdampak pada sejumlah kerugian total antara lain 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat (RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS) dan 34 unit rumah rusak ringan (RR), sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR dan 84 unit lain terdampak.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, siklon tropis terbentuk disebabkan menghangatnya suhu muka laut di atas suatu wilayah perairan melebihi 26,5 derajat Celsius, ditambah kelembaban udara cukup tinggi dan kecepatan angin secara vertikal yang lemah.

Baca Juga: Datangi Balai Kota, Massa Pendemo Desak KPK Usut Kasus Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Untuk dapat melakukan rotasi, maka pembentukan bibit siklon tropis memerlukan gaya Coriolis. Gaya Coriolis di dekat ekuator nilainya mendekati nol, sehingga bibit siklon tropis terbentuk di wilayah pada jarak lebih dari 500 km dari ekuator.

Siklon Tropis Seroja pertama kali terpantau pada Jumat, 2 April 2021 di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur dengan tekanan terendah 1004 mb, bergerak ke timur tenggara sebagai Bibit Siklon Tropis 99S.

Pada Sabtu 3 April 2021 bibit siklon ini berada di Laut Timor sebelah Barat Daya Pulau Timor, dimana merupakan lingkungan yang mendukung untuk tumbuh bibit siklon tersebut karena perairannya memilki suhu muka laut hangat yaitu 30 derajat Celsius yang juga merupakan sumber energi dari sistem ini.

Baca Juga: Tak Disangka, Reza Rahardian Pernah Berkali-kali Gagal Casting Gara-Gara Jerawat dan Kurang Tinggi

Asupan massa udara juga terpantau dari utara dan selatan sistem, serta kelembaban yang tinggi di semua lapisan atmosfer mencapai 70-100 persen.

Selain itu, bibit siklon tropis 99S terbentuk pada musim siklon di belahan bumi selatan yang didukung adanya gelombang equatorial, yakni gelombang Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin.

Bibit siklon tropis 99S kemudian meningkat intensitasnya hingga masuk dalam kategori siklon tropis yang dinamakan Seroja ketika berada pada wilayah tanggung jawab TCWC Jakarta.

Posisi Siklon Tropis Seroja saat pertama kali terbentuk adalah pada koordinat 10.0 Lintang Selatan dan 127.7 Bujur Timur, dengan kecepatan angin maksimum 35 knot dan tekanan di pusat Siklon 994 hPa, serta pergerakan ke barat-barat daya dengan kecepatan 8 knot.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler