Krisis Kemanusiaan di Gaza, Masyarakat Sipil Harus Kuatkan Dukungan untuk Palestina

- 9 Mei 2024, 06:46 WIB
The Indonesian Islamic Studies and International Relations Association (INSIERA) menyelenggarakan temu wicara daring bertajuk IR UII In Conversation: Palestine Update pada Rabu, 8 Mei 2024
The Indonesian Islamic Studies and International Relations Association (INSIERA) menyelenggarakan temu wicara daring bertajuk IR UII In Conversation: Palestine Update pada Rabu, 8 Mei 2024 /istimewa/

PORTAL JOGJA - Situasi di Gaza kian mengkhawatirkan seiring dengan tindakan Israel yang terus melakukan serangan udara, terutama di Rafah dan di daerah pusat Gaza. Penutupan perbatasan Rafah semakin menyulitkan warga Palestina dan memperburuk krisis kemanusiaan. Perkembangan mutakhir tersebut mendorong semua pihak untuk berpikir dan bertindak lebih nyata agar warga
Palestina terlindungi dan eskalasi segera terhenti.

Kepala Laboratorium Analisis Data Ilmu Sosial Program Studi Hubungan Internasional (PSHI) UII Hasbi Aswar, menegaskan bahwa hak veto menjadi faktor kunci dari gagalnya proses deeskalasi konflik di Palestina.

“Adanya hak veto membuat PBB tidak efektif karena upaya eskalasi jadi sulit dilakukan,” jelas Hasbi dalam temu wicara daring bertajuk IR UII In Conversation: Palestine Update yang digelar PSHI UII bekerja sama dengan The Indonesian Islamic Studies and International Relations Association (INSIERA) pada Rabu, 8 Mei 2024. 

Dosen PSHI UII Farhan Abdul Majiid, menyoroti bahwa isu Palestina bukan hanya sekedar berbicara mengenai Gaza, namun umat Muslim terutama tidak boleh melupakan Al-Aqsa.

“Kita perlu terus mendorong dan terus memiliki prinsip atau nilai, termasuk keyakinan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, tidak hanya di Gaza saja,” ujar Farhan.

Baca Juga: PBB Serukan untuk Mengakhiri Perang dan Penderitaan Penduduk Gaza

Kepala Laboratorium Inovasi Global PSHI UII Rizki Dian Nursita, menegaskan bahwa jelas yang terjadi di Palestina merupakan genosida. Dosen yang akrab disapa Dian ini juga membahas bagaimana media memiliki peran besar dalam menyoroti isu Palestina dan memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di Palestina kepada dunia.

“Perlindungan terhadap media itu penting, sehingga kita bisa tahu, dan dunia harus tahu apa yang terjadi dengan Palestina,” tegas Dian.

Direktur Institute of Global and Strategic Studies (IGSS) PSHI UII, Gustri Eni Putri, yang menjadi panelis keempat menegaskan pentingnya media untuk menyuarakan ketidakadilan dan genosida yang terjadi di Palestina.

“Jika kita mengharapkan PBB akan sulit karena ada standar ganda di sana, maka kita harus terus menyuarakan pembelaan kita terhadap Palestina, sehingga perhatian dunia internasional terus terarah kepada genosida ini,” ujar Erni.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah