Network
PORTAL JOGJA - Siapa yang tak kenal brokoli ? Ya, sayuran hijau dengan segudang manfaat ini meski hanya bisa dibudidayakan di daerah dingin, namun mudah didapat dimana-mana. Bahkan sampai pelosok negeri.
Sebagai makanan, brokoli biasanya direbus atau dikukus, ditumis atau bahkan digoreng. Namun, cara terbaik dalam mengolah brokoli adalah dengan cara dikukus.
Hal ini bertujuan agar segala vitamin dan nutrisi penting di dalamnya tidak hilang selama proses pemasakan. Merebus brokoli akan menghilangkan sekitar 50 % asam folat yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, proses pemasakan brokoli dapat mengubah komposisi gizi dari brokoli, terutama mengurangi vitamin C, protein, dan gula. Oleh karena itu, jika ingin mengolah brokoli dengan cara direbus, sebaiknya brokoli tidak direbus terlalu lama, kira-kira tidak lebih dari 5 menit.
Baca Juga: 5 HP Harga 2 Jutaan Terbaik Saat Ini
Meski begitu, brokoli tetap menjadi sumber vitamin C yang sangat baik bahkan lebih daripada jeruk! Vitamin C yang tinggi ini sangat diperlukan untuk sistem imun yang baik.
Sayuran yang berasal dari keluarga kobis-kobisan ini juga mengandung zat kimia bernama sulforaphane, yang dikenal memiliki efek antibakteri. Sulforaphane ini mampu mengalahkan bakter H. pylori, supaya penyakit maag, tidak menyerang lagi. Selain itu, brokoli juga bisa menghindarkan dari penyakit kanker lambung.
Brokoli juga dikenal sangat kaya dengan serat dan antioksidan dapat membantu meningkatkan fungsi pencernaan dalam tubuh. Konsumsi serat dan antioksidan melalui makanan seperti brokoli dapat menjaga kesehatan fungsi pencernaan.
Baca Juga: Ini Penampakan Masjidil Haram Menjelang Haji 2020
Tak hanya itu, kandungan serat yang tinggi pada brokoli bermanfaat untuk mencegah sembelit, bahkan cocok digunakan untuk program menurunkan berat badan. Hal ini tak lain karena selain kandungan seratnya tinggi yang membuat kita merasa kenyang lebih lama, brokoli juga merupakan makanan rendah karbohidrat.
