Tak Hanya Rasa Gurih, Geblek Kulon Progo Kini Punya Varian Lain

- 4 Juli 2020, 21:07 WIB
Geblek makanan khas asal Kulon Progo
Geblek makanan khas asal Kulon Progo /Bagus Kurniawan/Gendon Ramadhan

PORTAL JOGJA -- Geblek merupakan ikon Kabupaten Kulon Progo. Selama ini geblek biasanya empuk jika masih hangat sehabis diangkat dari penggorengan. Tetapi selang beberapa jam akan menjadi alot dan keras.

Sehingga tak banyak orang yang mengonsumsi atau membeli geblek dalam jumlah banyak. Juga tidak awet jika di goreng sendiri. Kalau belum tau cara menggoreng geblek bisa meletus dan minyak panas akan mengenai kulit.

Tak banyak orang menjadikan makanan ini sebagai oleh-oleh. Kini ada inovasi baru geblek lebih empuk dan lembut meskipun setelah beberapa jam diangkat dari penggorengan.

Baca Juga: Jalur Pendakian Dibuka, Ratusan Anak Muda Serbu Gunung Lawu

Supriadi warga Dusun Klepu, Desa Banjararung, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melakukan inovasi geblek agar lebih empuk dan lembut.

Supriadi yang didampingi Dosen Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY), Dr Daru Sugati, Mutiasari Kurnia Devi, dan Dr Nani Ratnaningsih STP, MP dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), tidak hanya geblek yang empuk, juga membuat empat rasa.

“Rasa yang sudah dibuat saat ini ada rasa original, tenggiri, tuna, dan udang. Sekarang juga mengembangkan olahan cireng dan singkong keju,” Kata Supriadi di rumahnya, Sabtu, 4 Juli 2020.

Baca Juga: DIY Miliki Rumah Singgah Pasien Kanker, Tarifnya Hanya Rp 7.500 per Orang

Supriadi menggeluti bisnis Geblek ini sejak tahun 2015. Sebelumnya Ia hanya sebagai pemasok tepung tapioka kepada pengusaha-pengusaha geblek se Kulon Progo. Ia merasa keuntungannya kecil sehingga beralih menjadi pengusaha geblek.

Tapi Supriadi merasa menjadi pengusaha geblek seperti pengusaha-pengusaha lainnya yang geblek nya gampang alot dan keras. Kemudian pada tahun 2019 Supriadi mendapat bimbingan dari dosen ITNY dan UNY.

Awalnya Supriadi mendapat mesin pengolah ketela pohon untuk dijadikan tepung. Selain itu juga mendapat bantuan alat untuk mengolah tepung menjadi adonan yang menghasilkan geblek empuk.

Baca Juga: Hubungan dengan Tiongkok dan Pakistan Memanas, India Borong 33 Jet Tempur Rusia

Hasil geblek tersebut berupa kemasan dan curah. Untuk curah biasanya dikirim ke warung-warung milik Supriadi yang memiliki empat warung di wilayah Kapanewon Kalibawang, dan Nanggulan.

Sedangkan yang berupa kemasan dijadikan sebagai oleh-oleh yang tahan tiga bulan di dalam freezer. Berat kemasan adalah 400 gram. Untuk satu kemasan rasa original dihargai Rp 12.000 dan rasa tenggiri, udang, dan tuna dihargai Rp 18.000.

Produk kemasan sudah dijual melalui online atau offline melalui warung-warung. Geblek ini juga sudah dikirim ke berbagai kota diantaranya Tegal, Semarang, Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.

“Rencananya akan membangun outlet di Kota Wates. Dan akan di dipajang di Yogyakarta Internasional Airport (YIA) Agustus besok,” katanya. (*)

 

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x