Makanan Khas dari Bantul Ini Sebutannya Jorok, Tapi Enak Sekali

1 Juli 2020, 10:00 WIB
Adrem makanan khas dari Bantul /Bagus Kurniawan

PORTAL JOGJA - Makanan khas di Bantul ini sebutannya sedikit jorok. Banyak orang menyebutnya seperti alat kelamin pria yang dijepit. Ini hanya hanya gurauan orang zaman dulu biar suasana tambah akrab.

Meski hanya guyonan sebagai bumbu percakapan ataupun bincang-bincang santai. Ternyata justru mudah dikenal dan diingat.

Padahal nNama asli Adrem. Makanan khas dari Bantul ini terbuat dari tepung beras dan gula Jawa. Adrem banyak dijual di pasar-pasar tradisional.

Baca Juga: Ingat dan Catat! Ini Prakiraan Cuaca BMKG, Jogja Cerah-Berawan

Kalau di pasar-pasar atau warung, orang menyebutnya adrem. Namun dalam kehidupan sehari-hari sebagian warga ada mempelesetkannya. Meski hanya sekadar bahan bercanda.

Meski ada yang malu-malu menyebut dengan sebutan ini, hampir semua orang di Bantul, KUlon Progo dan Jogja mengenalnya. Bila ada yang menyebut langsung, orang akan berkata bukan. "Itu namanya adrem."

Karena bentuknya ada kemiripannya. Orang-orang zaman dulu terutama bapak-bapak dan pemuda kemudian mempelesetkannya.

Baca Juga: Muhammadiyah dan Nadhatul Ulama Sepakat Tak Gelar Takbir Keliling

Lantas mengapa disebut itu. Setelah adonan tepung beras selesai dibuat berbentuk bulat, saat digoreng bagian ujung dicapit menggunakan alat penjapit.

Karena capitan saat diangkat dari penggorengan dibagian ujung makanan ini sedikit kempes.

Tanda adrem yang masak berwarna kecokelatan. Rasanya empuh dengan cita rasa manis gula Jawa.

"Ini bukan saru (jorok) atau tidak, tapi orang menyebutnya begitu. Tapi yang benar itu adrem," kata Wijiyati salah satu pedagang makanan di Bantul.

Baca Juga: Pembangunan Gerbang Samudra Raksa di Kulon Progo tetap Dilanjutkan

Untuk mencari warga yang memproduksi adrem di Bantul juga mudah. Warga sekitar Kecamatan Bambanglipuro, Jetis, Sanden banyak yang membuat makanan ini.

Kalau mencari di pasar-pasar trandisional dengan mudah didapat. Hampir semua pasar di Bantul ada yang menjualnya. Adrem sebanyak 10 biji dijual dengan harga Rp 6.000-7.000. Sangat murah sekali. Bila di Kota Yogyakarta di pusat oleh-oleh dijual dengan harga Rp 10.000/bungkus isi 10 biji.

Makanan ini juga tahan hingga 2-3 hari bila kita ingin menyimpannya di almari es.

Baca Juga: Cerita Plombir Pajak Sepeda Zaman Dulu yang Bikin Deg-degan Warga

Salah satu warga Murtigading Sanden yang membuat adrem, Satini mengaku tiap hari membuat lebih dari 2 ribu adrem. Adrem kemudian diambil para pedagang pasar untuk di jual lagi di sekitar Bantul dan Kulon Progo. Setiap hari menghabiskan sekitar 40-an kilogram tepung beras.

"Banyak pelanggan yang langsung datang ke sini, untuk oleh-oleh luar kota juga bisa, suguhan acara rapat dan lain-lain," katanya.

Penasaran dengan adrem. Silakan cari di pasar-pasar di Bantul. Pasti akan ketemu. (*)

Editor: Bagus Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler