Tata Cara Itikaf pada 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan, Ini Keutamaannya

3 Mei 2021, 03:26 WIB
Ilustrasi orang berdoa /Bagus Kurniawan/Pixabay: mohamed_hassan

PORTAL JOGJA - Sepuluha hari terakhir di bulan Ramadhan, umat muslim selalu menjalankan itikaf. Hal itu dilakukan pada sepertiga terakhir di bulan puasa atau mulai hari ke-21 dan seterusnya.

Itikaf di bulan Ramadhan memiliki keutamaan dibandingkan malam-malam yang lain. Para ulama berpendapat amalan ini dilakukan untuk menyambut malam Lailatul Qadar.

Itikaf adalah menetap atau berdiam diri dalam masjid dan di ruma disertai puasa dan adanya niat.

Baca Juga: MotoGP: Miller Juara GP Spanyol, Francesco Bagnaia Posisi Kedua, Quartararo Gagal Hattrick di Jerez

Baca Juga: Terbebas dari Covid-19, Ribuan Orang di Wuhan China Bersuka Cita Hadiri Festival Musik

Tata cara iktikaf saat ini di masa pandemi bisa dilakuan di masjid dan rumah. Itikaf pada intinya berdiam diri untuk berdoa, memohon ampunan, memohon rahmat Allah SWT.

Saat itikaf yang diperhatikan meliputi syarat, rukun, adab, dan yang membatalkannya. Iktikaf adalah ibadah yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid atau rumah dengan memperbanyak amalan.

Iktikaf boleh dilakukan setiap saat, tetapi lebih dianjurkan di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Ada ulama yang menyatakan itikaf dianjurkan pada hitungan ganji pada 10 hari terakir bulan puasa.

Baca Juga: Anies Baswedan Sebut Pengunjung Pasar Tanah Abang Jakarta Hari ini Tembus 100 Ribu Lebih

Namun ada pula ulama yang menyatakan 10 hari terakhir di bulan puasa itulah saat melakukan itikaf. Tidak perlu pada hitungan genap dan ganjil dari sepertiga akhir bulan puasa. Segala dosa dihapus dan ditulis dengan kebaikan

Bila umat muslim melakukan itikaf maka pahal yang didapatkan seperti pahala haji dan umrah. Hal itu seperti diriwayatkan dalam Hadis Baihaqi, Rasulullah bersabda, "Barang siapa iktikaf 10 hari di dalam bulan Ramadan maka (dapat pahala) seperti orang yang dua kali haji dan dua kali umrah."

Mendapatkan malam Lailatul Qadar. Rasulullah SAW beriktikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdoa dan banyak berdzikir ketika itu.

Baca Juga: Pasar Tanah Abang Penuh Sesak, Musisi Addie MS : Kita Tidak Belajar dari India

Tata cara iktikaf di masjid dan rumah penting hukumnya dengan menyertakan bacaan niat dan ini merupakan sunnah. Iktikaf pun dilakukan untuk muhasabah diri atas perbuatan dosa dan khilaf yang pernah dilakukan semasa hidup di dunia.

Berikut cara iktikaf di masjid dan rumah yang dirangkum portaljogja.com dari NUonline dan berbagai sumber lainnya.

Hadist riwayat Bukhari mentakan "Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.

Orang yang melakukan Iktikaf dianjurkan untuk mengucapkan status iktikaf apakah fardu karena dinazarkan atau sunnah. Syarat itikaf:

Baca Juga: Pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer Ingin Paul Pogba Bertahan di Old Trafford

1. Beragama Islam

2. Berakal sehat

3. Bebas dari hadas besar

Rukun itikaf:

1. Niat

Nawaitu an i’tikafa fi hadzal masjidi sunnatal lillaahi ta’ala

Artinya: “Saya niat berdiam diri di dalam masjid, sunah karena Allah ta’ala”

2. Berdiam diri di masjid atau rumah

Adab cara iktikaf di masjid dan rumah:

1. Berdoa

2. Membaca zikir

3. Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW

4. Membaca Al-Qur’an ataupun Hadits

5. Mengharap rida dari Allah SWT disertai niat yang bersih

6. Menjaga kebersihan dan kesucian diri serta tempat iktikaf

Tata cara pelaksanaan itikaf diawali dengan niat. Adapun bacaan niat itikaf sebagai berikut,

Nawaitul i'tikafa fi hadzal masjidil lillahi ta'ala

Artinya:"Saya berniat i'tikaf di masjid ini karena Allah SWT." ***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id

Tags

Terkini

Terpopuler