PORTAL JOGJA – Siklon Tropis Kompasu atau yang di negara Filipina disebut Badai Tropis Maring yang menghantam Luzon Utara dan Palawan Filipina telah mengakibatkan sedikitnya 11 orang tewas dan 22 orang dinyatakan hilang.
Dilansir dari Inquierer, otoritas bencara setempat mengatakan, Siklon Tropis Kompasu telah menyebabkan terjadinya banjir dan memicu tanah longsor di Luzon Utara dan Palawan pada Selasa 12 Oktober 2021.
Sementara itu Administrasi Layanan Atmosfer, Geofisika, dan Astronomi Filipina (Pagasa) menyatakan, dalam 24 jam, Siklon Tropis Maring telah mengguyur Baguio City dengan air hujan tertinggi dan berakibat banjir.
Baca Juga: Pendaftaran PPPK Guru Tahap 2 Segera Dibuka, Catat Syarat dan Cara Biar Lulus Seleksi
Banjir akibat Siklon Tropis Maring ini disebut lebih dahsyat dibandingkan Topan Mangkhut pada tahun 2018 dan Supertyphoon Haima pada tahun 2016.
Ahli cuaca Pagasa Ariel Rojas mengatakan Kota Baguio menerima hujan lebat karena lokasinya berada di sisi angin dari pegunungan Cordillera, yang menghalangi awan hujan tebal dan memaksa mereka untuk turun menjadi hujan di atas daerah pegunungan di wilayah tersebut.
Sementara ahli hidrologi Oyie Pagulayan mengatakan, hujan lebat di Luzon utara bisa jadi merpakan kombinasi dari Maring dan monsun barat daya, yang terus meningkat.
Maring bertiup dari wilayah Filipina pada Selasa pukul 11 pagi, tetapi angin kencangnya meluas hingga 800 kilometer dari pusatnya.
Baca Juga: CATAT! Fenomena Menarik, Yogyakarta 13 Oktober 2021 Hari Tanpa Bayangan, Ini Wilayahnya
Mulai pukul 4 sore pada hari Selasa, pusat Maring berada di 505 km sebelah barat Calayan, provinsi Cagayan dengan kecepatan angin 100 km per jam di dekat pusat dan hembusan hingga 125 km per jam.