PORTAL JOGJA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, Bibit Siklon Tropis yang sebelumnya disebut sebagai Tropical Depression 04W dan sudah terdeteksi sejak 30 Mei 2021, saat ini sudah berkembang menjadi Siklon Tropis Choi-Wan. Sehingga masyarakat harus waspada akan dampak yang ditimbulkan.
Melalui akun Twitternya, BMKG mengungkapkan, posisi Siklon Tropis CHoi-Wan tepatnya di sekitar Samudra Pasifik sebelah utara Papua Barat (8.3LU, 131.3BT atau sekitar 850 km sebelah timur laut Tahuna).
Lebih lanjut BMKG juga menyatakan Siklon Tropis Choi-Wan saat ini memiliki kecepatan angin maksimum di sekitar sistem siklon mencapai 35 knots atau 65 km/jam.
Tekanan udara minimumnya mencapai 1000 hPa dengan pergerakan ke arah Barat-Barat Laut, dengan kecepatan 9 knots atau15 km/jam menjauhi wilayah Indonesia.
Baca Juga: Menkes Wanti-Wanti Kepala Daerah Prioritaskan Vaksinasi Untuk Lansia
“Diperkirakan dalam periode 24 jam kedepan, intensitas Siklon Tropis Choi-Wan akan mengalami peningkatan intensitas dengan arah gerak terus menjauhi wilayah Indonesia,” demikian BMKG mengungkapkan.
BMKG memperingatkan, Siklon Tropis Choi-Wan dapat memberikan ‘dampak tidak langsung’ terhadap kondisi cuaca dan gelombang di sekitar wilayah Indonesia dalam periode dua hari kedepan diantaranya berupa :
- Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Maluku.
- Gelombang laut dengan ketinggian 2.5 – 4 meter di Laut Maluku bagian utara, Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua Barat.
- Gelombang laut dengan ketinggian 4 – 6 meter di Samudra Pasifik utara Papua Barat.
- Angin Kencang di wilayah Maluku Utara dan Sulawesi Utara
Baca Juga: Kedatangan 8 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari Sinovac Dukung Vaksinasi Yang Digenjot Pemerintah
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada khususnya di wilayah yang terkena dampak tidak langsung dari keberedaan Siklon Tropis Choi-Wan, karena peningkatan curah hujan yang terjadi juga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi antara lain; banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana. ***