Kerajaan Ottoman Disebut Melakukan Genosida Terhadap Etnis Armenia Tahun 1915, Turki Meradang

- 25 April 2021, 14:41 WIB
Monumen peringatan genosida terhadap etnis Armenia.
Monumen peringatan genosida terhadap etnis Armenia. / AP/Unsplash/

PORTAL JOGJA - 106 tahun sejak kematian besar-besaran orang Armenia di wilayah kerajaan Ottoman Turki, Presiden AS menyatakan pada Sabtu, 24 April 2021 bahwa aksi tersebut merupakan genosida.

Pernyataan tersebut membuat Pemerintah Turki marah dan mengancam hubungan AS dan Turki. Akibatnya, kedutaan besar AS di Ankara menyatakan ditutup sementara selama Senin dan Selasa untuk mengantisipasi protes yang mungkin terjadi.

Presiden AS Joe Biden mengeluarkan pernyataan mengenai kerajaan Ottoman telah melakukan genosida terhadap orang etnis Armenia pada tahun 1915.

Baca Juga: Orang Super Kaya di India Ramai-Ramai Kabur Keluar Negeri Hindari Momok Covid-19

“Selama beberapa dekade imigran Armenia telah memperkaya Amerika Serikat dengan cara yang tak terhitung jumlahnya, tetapi mereka tidak pernah melupakan sejarah tragis,” ujar Biden.

“Kami menghormati cerita mereka. Kami melihat rasa sakit itu. Kami menegaskan sejarahnya. Kami melakukan ini bukan untuk menyalahkan tetapi untuk memastikan bahwa apa yang terjadi tidak pernah terulang,” ujar Biden yang membawa AS bersama 29 negara lainnya di seluruh dunia yang juga telah menyatakan bahwa kerajaan Ottoman melakukan genosida terhadap etnis Armenia.

Pernyataan tersebut membuat marah Turki. Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan Turki sepenuhnya menolak keputusan AS yang menurutnya didasarkan semata-mata pada populisme.

Baca Juga: Lionsgate Hadirkan Prekuel dari John Wick Berjudul The Continental

Biden juga mengatakan rakyat Amerika menghormati semua orang Armenia yang tewas dalam genosida yang dimulai 106 tahun lalu, menurut Reuters dan dikutip Portaljogja.com.

Halaman:

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x