Kerajaan Ottoman Disebut Melakukan Genosida Terhadap Etnis Armenia Tahun 1915, Turki Meradang

- 25 April 2021, 14:41 WIB
Monumen peringatan genosida terhadap etnis Armenia.
Monumen peringatan genosida terhadap etnis Armenia. / AP/Unsplash/

Kerajaan Ottoman atau Utsmaniyah berkuasa di Turki sejak abad ke-15. Kekuasaan kerajaan Islam ini meluas hingga mendunia dan menguasai sebagian Eropa dan beberapa titik di Afrika.

Pada masa ini Armenia juga berada di bawah kekuasaan Ottoman. Pembantaian terhadap orang Armenia terjadi pada perang dunia I yang terjadi pada 24 April 2021. Kerajaan Ottoman disebut mengumpulkan sekitar 1,5 juta etnis Armenia, termasuk anak-anak, perempuan dan orang tua dan membawa mereka ke gurun pasir. Mereka dibunuh atau meninggal karena dibiarkan kelaparan.

Baca Juga: Setelah Ledakan Kasus Covid-19 WNA India Beramai-ramai Datangi Indonesia, Imigrasi Tegas Terapkan Deportasi

Turki menyatakan adanya banyak kematian pada etnis Armenia saat itu. Namun pemerintah Erdogan menolak bila kematian tersebut dilakukan secara sistematis dan bertujuan sebagai genosida atau sengaja dilakukan untuk memusnahkan etnis Armenia.

Pemerintah Turki menyatakan keberatan atas angka 1,5 juta etnis Armenia yang tewas dan menyatakan kematian tersebut diakibatkan bentrokan saat Perang Dunia I.

Sebelum AS, telah ada 29 negara yang telah menyatakan bahwa Turki melakukan genosida, termasuk Argentina, Belanda, Jerman, Perancis, dan Suriah.

Keputusan Biden disambut diaspora Armenia di Amerika Serikat dan Armenia. “Pesan Biden disambut dengan sangat antusias oleh orang-orang Armenia dan Armenia di seluruh dunia,” tulis Nikol Pashinyan, Perdana Menteri Armenia.

Sebelumnya, lobi-lobi untuk mengakui genosida terhadap etnis Armenia terhenti di kongres AS karena adanya kekhawatiran memburuknya hubungan antara AS dan Turki.

Presiden Turki Tayyip Erdogan sebelumnya telah menjalin ikatan erat dengan mantan Presiden AS Donald Trump.

Namun sejak Joe Biden menjadi presiden AS menggantikan Trump, hubungan ini berubah.

Halaman:

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah