PORTAL JOGJA – Pemerintah Arab Saudi pada Jum’at 23 April 2021 telah mengumumkan penangguhan impor buah dan sayuran dari Lebanon, menyusul kasus upaya penyelundupan narkoba dalam peti buah.
Dilansir dari Al Jazeera, penangguhan impor itu dilakukan setelah Arab Saudi berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 5,3 juta pil Captagon dalam peti delima melalui pelabuhan Jeddah.
Keputusan tersebut menjadi pukulan besar bagi Lebanon, yang saat ini tengah menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara yang berlansung dari tahun 1975–1990. Menteri Pertanian Lebanon dikabarkan menyatakan, langkah Arab Saudi merupakan kerugian besar bagi Lebanon karena perdagangan itu bernlai $24 juga per tahun.
Baca Juga: Dua Kapal Perang Australia Akan Bergabung Dalam Pencarian KRI Nanggala-402
Mata uang lokal telah turun lebih dari 85 persen di pasar gelap, inflasi merajalela dan lebih dari separuh negara sekarang hidup dalam kemiskinan.
Keruntuhan ekonomi Lebanon diperparah oleh kebuntuan politik, dengan politisi tidak dapat membentuk pemerintahan untuk membuka bantuan luar negeri yang sangat dibutuhkan.
Riyadh akan melarang masuk atau transit produk-produk itu melalui kerajaan mulai Minggu 25 April 2021 pukul 9 pagi waktu setempat. Pembatasan akan tetap berlaku sampai Lebanon memberikan jaminan yang cukup dan dapat diandalkan.
Baca Juga: Tehreek-e-Taliban Pakistan Mengaku Bertanggung Jawab Atas Bom Bunuh diri di Hotel Serena Pakistan
Sebelumnya, seperti diberitakan SPA, Wakil Menteri Urusan Keamanan di Bea Cukai Saudi Mohammed bin Ali al-Naim mengatakan, otoritas bea cukai Saudi di Jeddah telah menggagalkan upaya penyelundupan lebih dari 5,3 juta pil Captagon, yang disembunyikan dalam pengiriman delima dari Lebanon.
Captagon adalah amfetamin yang diproduksi di Lebanon dan mungkin juga di Suriah dan Irak, terutama untuk konsumsi di Arab Saudi, menurut Observatorium Prancis untuk Narkoba dan Kecanduan Narkoba (OFDT).***