Network
PORTAL JOGJA - Guna menjadi salah satu sumber pemenuhan kebutuhan cadangan beras jelang hari raya Idul Fitri 1445 H, maka pemerintah memutuskan untuk melakukan impor beras dari Kamboja sebanyak 22.500 ton.
Selain dari impor tersebut, stok tersebut juga diambilkan dari produksi dalam negeri. Pihak Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga menjelaskan bahwa ketersediaan stok beras tersebut akan didukung dari panen raya padi pada Maret-April 2024.
“Kami mengutamakan produksi dalam negeri, hanya untuk Bulog ketersediaan hari ini, memang pengadaan dari luar negeri. Dari Kamboja 22.500 (ton),” ucap Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin 18 Maret 2024 sebagaimana dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Bupati Sebut Stok Beras di Sleman Hingga Lebaran Aman Tersedia 13 Ton
Ketersediaan beras tersebut diyakini pemerintah dapat memenuhi kebutuhan jelang Idul Fitri, sekaligus untuk bantuan bagi para keluarga penerima manfaat (KPM) yang tahun ini direncanakan menerima manfaat selama enam bulan.
Sebelumnya, soal rencana impor beras ini mendapat sorotan dari Ombudsman RI. Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika juga meminta pemerintah lakukan kajian ulang kebijakan tentang impor beras. Ia kemudian menyebutkan realitas soal kecenderungan Indonesia selalu lakukan impor beras, walaupun sempat beberapa tahun impor tidak dilakukan.
Data menunjukkan bahwa Indonesia melakukan impor beras rata-rata 1,5 juta ton pertahun. Sudah saatnya pula pemerintah mulai merumuskan strategi jangka panjang impor selama lima tahun.
Baca Juga: Masyarakat di DIY Diminta Tidak Panik Terkait Stok Beras
"Sehingga tidak lagi lobi-lobi dadakan yang akhirnya menyebabkan harga beras jadi naik. Dengan demikian, Bulog punya stok lima tahun, tetapi ada juga yang dari luar negeri. Tinggal diatur kedatangannya agar tidak membanjiri pasar," katanya pada Jumat 15 Maret 2024.
