Antisipasi Pemerintah Cegah Dampak Konfik Iran-Israel

- 19 April 2024, 12:08 WIB
Cadangan BBM Nasional Tak Goyah Ditempa Konflik Iran dan Israel
Cadangan BBM Nasional Tak Goyah Ditempa Konflik Iran dan Israel /dok.Pertamina/

PORTAL JOGJA - Terkait dengan konflik Iran-Isreal yang baru saja terjadi, pemerintah Indonesia berkeyakian bahwa konflik tersebut tak akan berdampak besar pada perekonomian nasional. Salah satu hal alasan ini dikemukakan karena saat ini perekonomian nasional dalam kondisi baik. Namun demikian pemerintah tetap menyiapkan antisipasinya.

"Secara fundamental, perekonomian Indonesia relatif masih cukup kuat. Pemerintah aan terus mencermati perkembangan global dan regional yang ada serta akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan fokus dalam menjaga stabilitas sistem keuangan," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sebagaimana dikutip dari infografik ANTARA pada Kamis 18 April 2024.

Secara umum, kondisi perekonomian nasional yang disebut Airlangga sebagai relatif masih cukup kuat itu nampak dari beberapa item. Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga di atas 5 persen, dengan inflasi pada kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen.

Baca Juga: Konflik Iran dan Israel Bisa Akibatkan Gejolak Harga Minyak Dunia yang Pengaruhi Perekonomian Indonesia

Selain itu, terpantau neraca perdagangan Indonesia masih mengalami surplus. Cadangan kdevisa pada Maret 2024 masih tercatat tetap tinggi, yaitu sebesar 140,4 miliar dolar AS.

Dalam hal ini, ada sejumlah potensi dampak konflik Iran-Israel yang dapat terjadi seperti peningkatan harga minyak dunia yang pada akhirnya dapat menambah beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan juga berpotensi terjadi pada harga komoditas atau barang. Inflasi tinggi dan menurunnya daya beli masyarakat bisa pula terjadi.

Pemerintah pun tak tinggal diam. Sejumlah antisipasi sudah disiakan guna meredam dampak ketegangan dari konflik terbaru di Timur Tengah. Pertama, menjaga kepercayaan para pelaku pasar pada kemampuan perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Masyarakat Diharap Tak Terprovokasi Situasi Timur Tengah Pasca Serangan Iran ke Israel

Kedua, berupa langkah menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi pada pasar valas. Ketiga, adalah memperkuat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Terakhir, langkah menjaga konsumsi masyarakat dan pemerintah.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x