BNPB Catat 256 Jiwa Warga Flores Timur Mengungsi Akibat Banjir Bandang dan Tanah Longsor

5 April 2021, 13:01 WIB
Banjir bandang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT. /ANTARA/HO-Alfons Rianghepat/

PORTAL JOGJA - Banjir bandang dan tanah longsor menerjang Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur (NTT) dan lainnya. Sebanyak 62 orang dilaporkan hilang. Data sementara sebanyak 56 orang korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendata sekitar 256 jiwa mengungsi akibat banjir bandang disertai tanah longsor di Kabupaten Flores Timur, NTT pada Senin (5/4/2021).

Baca Juga: dr Zaidul Akbar Dorong Konsumsi Almond untuk Kesehatan, Cek Harga dan Resepnya di Sini!

Baca Juga: Luar Biasa! Atlet Renang Jepang Rikako Ikee Buktikan Survivor Leukemia Tetap Bisa Ukir Prestasi

"Perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangannya di Jakarta, Senin 5 Agustus 2021.

Raditya menjelaskan jumlah pengungsi terkini masih dalam pendataan petugas di lapangan. Sementara itu, jumlah korban orang meninggal dunia sudah dilakukan pendataan sebanyak 40-an dan 24 orang lainnya masih dinyatakan hilang, sedangkan warga yang luka-luka, telah mendapatkan perawatan medis.

Baca Juga: Luar Biasa! Atlet Renang Jepang Rikako Ikee Buktikan Survivor Leukemia Tetap Bisa Ukir Prestasi

Baca Juga: Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Dini Wilayah NTT Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Baca Juga: BMKG Rilis Informasi Siklon Tropis Seroja, Beberapa Provinsi ini Terkena Dampaknya

Desa yang terdampak akibat banjir bandang bertambah menjadi delapan, yang tersebar di empat kecamatan. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).

Sedangkan kerugian materil sementara tercatat rumah hanyut sebanyak 17 unit, terendam lumpur 60 unit, dan lima jembatan putus. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus mendata dan memverifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.

"Beberapa kendala dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat," kata Raditya dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Yordania Mengalami Resesi Terburuk Akibat Pandemi, Rakyat Cari Alternatif Kepada Mantan Putra Mahkota

Banjir bandang disertai tanah longsor dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada dini hari tadi, Minggu (4/4) pukul 01.00 waktu setempat atau WITA. BMKG telah merilis adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, 3 – 9 April 2021.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan siklon tropis Seroja akan semakin menguat dalam 24 jam ke depan dengan kekuatan 55 knot (100 km/jam) dan kecepatan 10 knot (19 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

"Diperkirakan intensitas siklon tropis Seroja menguat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat daya," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Senin.

Baca Juga: Siap Jalani Ramadhan Bersama, Ibnu Jamil Bocorkan Kekhilafan Ririn Ekawati Saat Shalat Berjamaah

Berdasarkan analisis BMKG, prediksi 24 jam ke depan (6/4) pukul 01.00 WIB siklon tropis Seroja berada pada posisi di Samudra Hindia sebelah barat daya Pulau Rote, 11.6 Lintang Selatan, 120.0 Bujur Timur atau sekitar 360 km sebelah barat barat daya Rote.

Informasi dari Wakil Bupati Flores Timur Agus Payong Boli korban yang meninggal sebanyak 56 merupakan warga Desa Nelelalamadike Kecamatan Ileboleng dan 6 orang lainnya adalah warga Kecamatan Adonara. Total ada sebanyak 62 korban meninggal.

Sementara empat orang lainnya yaitu di desa Oyangbaran Kecamatan Wotanulumado sebanyak tiga orang dan satu orang di Waiwerang masih dalam pencarian.

Baca Juga: Demokrat Gelar Konsolidasi di Jawa Tengah, AHY Sebut Pihak KLB yang Seharusnya Minta Maaf ke Presiden Jokowi

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) mendata 44 orang meninggal dunia dan 24 lainnya masih belum ditemukan dalam bencana banjir bandang tersebut.

Data sementara hingga Senin (5/4/2021) pukul 05.00 WIB, tercatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.

Sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).

Baca Juga: MPL Mobile Legends Professional League (MPL), Alter Ego Drop, RRQ Hoshi dan Bigetron Alpha Naik Klasemen

Sedangkan kerugian materi masih tercatat rumah hanyut 17 unit, rumah terendam lumpur 60 unit, dan lima jembatan putus. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.

BPBD Kabupaten Flores Timur menghadapi beberapa kendala dalam mendukung upaya penanganan darurat karena akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat.

Selain di Flores Timur, Bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Kabupaten Lembata, NTT yang mengakibatkan berbagai fasilitas umum rusak.

Banjir bandang telah menyeret tumpukan erupsi material dari gunung Ile Lewotolok yang mengakibatkan sejumlah ruas jalan tertutup material batu besar dan juga menghantam rumah warga.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler