Network
PORTAL JOGJA - Yordania dilanda krisis yang dipicu kasus kematian di rumah sakit negara akibat habisnya oksigen yang menyebabkan kematian pasien-pasien dan jatuhnya perekonomian negara akibat pandemi Covid-19.
Hal ini memicu gelombang protes di seluruh negeri tanggal 24 Maret 2021 lalu yang menuntut pemberantasan korupsi serta reformasi pemerintahan, diantaranya memerangi undang-undang pemilu yang mengharapkan pemerintahan dapat dipilih oleh rakyat.
Dalam video rekaman mantan putra mahkota Yordania, Pangeran Hamza bin Hussein menyebutkan beberapa dekade ini penguasa Yordania korup dan menempatkan kepentingan mereka di atas kepentingan publik.
“Pihak berwenang harus mendengarkan lonceng peringatan yang dibunyikan dari dua sumber yang berbeda, dari masyarakat dan dari dalam keluarga kerajaan, tentang kondisi nyata negara dan korupsi yang terjadi,” ujar Pangeran Hamza yang berada dalam tahanan rumah beserta istri dana nak-anaknya.
“Apa yang dikatakan Pangeran Hamza berulang kali terdengar di rumah setiap orang Yordania, ujar Ahmad Hasan al Zoubi, seorang kolumnis terkemuka Yordania, melalui akun Facebook-nya.
“Bukan rahasia, kata-kata yang sama ini digunakan setiap hari di semua rumah,” ujar pria yang dikenal dengan nama Al Zu’bi dan terkenal dengan kritiknya mengenai politik dan sosial.
Baca Juga: Pesan Paskah Paus Fransiskus: Terlalu Banyak Kekerasan di Dunia!
Akibat komentarnya terhadap pemerintah, Pangeran Hamza dikenakan tahanan rumah sejak Sabtu, 3 April 2021 dan dinyatakan terindikasi sebagai dalang di belakang gelombang protes yang melanda Yordania Maret 2021 lalu.
