Banjir dan Longsor di Flores Timur, Sepuluh Orang Ditemukan Tewas, Ratusan Lainnya Belum Ditemukan

- 4 April 2021, 11:23 WIB
Tanah longsor di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Tanah longsor di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. /- Foto : BPBD Kabupaten Flores Timur/

PORTAL JOGJA – Kecamatan Ile Boleng Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, hari Minggu 4 April 2021 sekitar pukul 02.00 WITA dini hari diterjang banjir dan longsor.

Dilansir dari Antara,akibat banjir dan tanah longsor tersebut, sebanyak 10 orang ditemukan tewas, sedang ratusan lainnya hingga saat ini belum ditemukan.

Kepala Desa Nele Lamadike, Pius Pedang Melai mengatkaan, proses pencarian tidak bisa dilakukan secara maksimal karena dilakukan secara manual. Selain tidak adanya alat berat yang digunakan  untuk mencari para korban, juga karena hujan masih terus mengguyur.

Sementara itu, dilansir dari laman BNPB, BPBD Kabupaten Flores Timur melaporkan hingga saat ini masih melakukan pendataan di lapangan terkait korban meninggal dunia maupun luka-luka.

Baca Juga: Komentar Marzuki Alie Usai Demokrat Versi KLB Pimpinan Moeldoko Ditolak, Ia Malah Bersyukur

Baca Juga: Koboi Jalanan Pengemudi Fortuner yang Todongkan Pistol ke Pengendara Motor Dibekuk Polisi

“Petugas di lapangan masih melakukan penanganan darurat pasca insiden yang terjadi pada dini hari tersebut,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati.

Menurut Raditya Jati, wilayah terdampak banjir bandang ini terdiri dari dua desa, yaitu Desa Lamanele di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur. Wilayah terdampak berada di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pantauan BPBD Kabupaten Flores Timur, puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele. Ada juga rumah warga yang hanyut terbawa banjir.  Di samping itu, sebuah jembatan di Desa Waiburak Kecamatan Adonara Timur dilaporkan putus.

Saat ini pihak pemerintah daerah telah melakukan rapat terbatas antara Bupati, TNI, Polri dan instansi terkait. Salah satunya dengan pembentukan posko penanganan darurat. Kendala di lapangan yang diidentifikasi petugas BPBD yaitu akses satu-satunya adalah penyeberangan laut ke Pulau Adonara.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: BNPB ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x