Selain fokus pada pendidikan madrasah, Syekh Jambek juga melakukan metode dakwah dengan berceramah. Alasan dakwah yang menjadi pilihan Syekh Djambek, sebab dakwah efektif dan mudah dipahami dalam menyebarkan Islam
Saat ceramah, ia berdakwah di rumah, aula, pondok atau lapangan terbuka dengan menggunakan bahasa Melayu yang memikat.
Metode dakwah yang demikian itu membuatnya dikenal tidak hanya lingkup wilayah Minangkabau namun mampu menjangkau beberapa daerah di Sumatera Barat. Pembaharuan Syek Jamil Jambek dalam bidang dakwah cukup fenomenal saat itu.
Bahkan mampu menyadarkan sikap masyarakat yang kurang faham terhadap Islam yang melakukan perbuatan menyimpang dari ajaran Islam.
Baca Juga: Hijr Ismail di Masjidil Haram, Bagian Kabah yang Penuh Berkah Tempat Mustajab untuk Berdoa
Metode dakwah yang diterapkan Jamil Jambek memang saat itu belum banyak berkembang dan boleh dikatakan Jamil Jambek merupakan sebagai pelopor dakwah di Indonesia. Tak heran pengikut-pengikut Jamil Jambek yang bergerak dibidang dakwah terus bertambah di pelbagai pelosok nusantara.
Selain ahli dibidang dakwah, Syekh Djambek juga dikenal pengetahuannya dalam bidang Ilmu Falak. Ia dikenal memiliki kemampuan menyusun jadwal waktu sholat. Bahkan Ia mampu pula membuat kapan waktu awal dan akhir bulan Ramadhan ditetapkan.
Jadwal sholat yang dibuat oleh Syekh Djambek mulai diterbitkan setiap tahun atas namanya mulai 1911. Tahun 1947 Syekh Djambek meninggal dunia, kemudian dimakamkan di kompleks surau, Tangah Sawah, Bukittinggi.***