Syekh Muhammad Djamil Jambek, Ulama Pembaharu dan Ahli Ilmu Falak Dari Minangkabau

- 20 Juni 2021, 15:43 WIB
Syekh Djamil Jambek, ulama pembaharu dari Sumatera Barat.
Syekh Djamil Jambek, ulama pembaharu dari Sumatera Barat. /Gambar : iainbukittinggi.ac.id/

PORTAL JOGJA -  Syekh Jambek atau Syekh Muhammad Djamil Jambek merupakan ulama kelahiran 1860 di Bukittinggi Sumatera Barat. Ia merupakan putra seorang Kepala Nagari Kutai Muhammad Saleh Datuk Maleka. Dalam riwayat dakwahnya, Syekh Djamil Jambel dikenal sebagai ulama pembaharu.

Pada tahun 1896, ia diajak ayahnya pergi ke Makkah selama 9 tahun guna mempelajari ilmu pengetahuan agama. Ia belajar pada ulama-ulama dari Makkah. Salah satunya adalah Syekh Ahmad Khotib.

Syekh Ahmad Khatib berasal dari Minangkabau namun menjadi imam besar Masjidil Haram di Makkah kala itu. Pola pendidikan yang diterapkan Syekh Ahmda Khotib mampu membuka mata hati dan pemikirannya.

Baca Juga: Jejak Sejarah Bangsa Turki Sebelum Islam, Hidup Suka Mengembara dan Nomaden

Dari Syekh Ahmad Khatib ini pula yang membuat Jamil Jambek menjadi insyaf atas perbuatannya mempelajari ilmu sihir. Djamil Jambek juga belajar ilmu falak pada Syekh Taher hingga ia menjadi ahli Falak dan dikenal diseluruh Makkah.

Mendirikan Madrasah Inyik Jambek

Dilansir Portal Jogja dari Buku Gerakan Islam Modern di Indonesia (1900-1942) tulisan Deliar Noer (1985), pada tahun 1918 Syekh Djamil Jambek mendirikan lembaga  pendidikan Islam dengan nama Surau Inyik Djambek.  

Ia membangun surau ini  setelah Ia kembali ke tanah air. Surau Inyik Djambek merupakan pusat pengetahuan ilmu agama ketika itu.

Syekh Djambek kemudian  menerapkan metode pendidikan cukup proporsional kala itu dan lulusan dari madrasah ini tersebar di Sumatera hingga Kalimantan.

Baca Juga: Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 62: Semua Orang Beriman Tak Perlu Khawatir

Selain fokus pada pendidikan madrasah, Syekh Jambek juga melakukan metode dakwah dengan berceramah. Alasan dakwah yang menjadi pilihan Syekh Djambek, sebab dakwah efektif dan mudah dipahami dalam menyebarkan  Islam

Saat ceramah, ia berdakwah di rumah, aula, pondok atau lapangan terbuka dengan menggunakan bahasa Melayu yang memikat.

Metode dakwah yang demikian itu membuatnya dikenal tidak hanya lingkup wilayah Minangkabau namun mampu menjangkau beberapa daerah di Sumatera Barat. Pembaharuan Syek Jamil Jambek dalam bidang dakwah cukup fenomenal saat itu.

Bahkan mampu menyadarkan sikap masyarakat yang kurang faham terhadap Islam yang melakukan perbuatan menyimpang dari ajaran Islam.

Baca Juga: Hijr Ismail di Masjidil Haram, Bagian Kabah yang Penuh Berkah Tempat Mustajab untuk Berdoa

Metode dakwah yang diterapkan Jamil Jambek memang saat itu belum banyak berkembang dan boleh dikatakan Jamil Jambek merupakan sebagai pelopor dakwah di Indonesia. Tak heran pengikut-pengikut Jamil Jambek yang bergerak dibidang dakwah terus bertambah di pelbagai pelosok nusantara.

Selain ahli dibidang dakwah, Syekh Djambek juga dikenal pengetahuannya dalam bidang Ilmu Falak. Ia dikenal memiliki kemampuan menyusun jadwal waktu sholat. Bahkan Ia mampu pula  membuat kapan waktu awal dan akhir bulan Ramadhan ditetapkan.

Jadwal sholat yang dibuat oleh Syekh Djambek mulai diterbitkan setiap tahun atas namanya mulai 1911. Tahun 1947 Syekh Djambek meninggal dunia, kemudian dimakamkan di kompleks surau, Tangah Sawah, Bukittinggi.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: Buku Gerakan Islam Modern di Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x