Hajar Aswad, Batu Hitam di Pojok Ka'bah yang Pernah Dicuri dan Membuat Pelaksanaan Ibadah Haji Dihentikan

- 4 Mei 2021, 13:24 WIB
Hajar Aswad yang terletak di pojok Ka’bah. Menjadi penanda dimulai dan berakhirnya ibadah Tawaf dalam umrah dan haji/Instagram Al Haramain
Hajar Aswad yang terletak di pojok Ka’bah. Menjadi penanda dimulai dan berakhirnya ibadah Tawaf dalam umrah dan haji/Instagram Al Haramain /

PORTAL JOGJA - Umat Muslim di seluruh dunia yang beribadah umrah dan haji di Mekkah pasti hendak melihat, memegang, bahkan bila bisa, mencium batu Hajar Aswad atau yang populer disebut Batu Hitam.

Sejarah keberadaan batu ini berasal jauh 4.000 tahun lalu ketika Nabi Ibrahim AS membangun Ka’bah bersama putranya Nabi Ismail.

Keberadaan Ka’bah bukan berarti aman. sekitar tahun 930 Masehi, serangan dari suku Qarmatian kepada Kakbah membuat batu yang terletak di pojok Kakbah ini sempat dicuri.

Baca Juga: Alasan Mengapa Umat Islam Mencium Hajar Aswad

Menurut sejarah Islam, ketika Nabi Ibrahim dan Ismail mendirikan Ka’bah, memohon kepada Allah SWT untuk memberikan penanda putaran dalam menjalankan ibadah tawaf, mengelilingi Ka’bah.

Tawaf adalah salah satu ibadah dalam umrah dan haji yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.

Putaran pertama dimulai dengan berdoa dan mencium(bila bisa) hajar aswad, dan diakhiri dengan cara yang sama.

Baca Juga: Batu Suci Hajar Aswad Diunggah Instagram Resmi Kepresidenan Urusan Haramain, Apa Sebenarnya Batu Tersebut?

Menurut Islamiclandmarks.com dan dikutip Portaljogja.com, Hajar Aswad dibawa malaikat Jibril dari surga untuk diberikan kepada Nabi Ibrahim.

Menurun hadis riwayat Tamidzi, Rasulullah SAW bersabda bahwa “Batu Hitam turun dari surga dan itu lebih putih dari susu, tetapi dosa anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam,”.

Tak terhitung banyaknya orang, Nabi dan Rasul yang telah melakukan ibadah tawaf selama 4.000 tahun dan memegang serta mencium batu suci ini.

Baca Juga: Pertama Dalam Sejarah, Dunia Dapat Melihat Secara Jelas Batu Suci Hajar Aswad

Kegiatan umrah dan haji sempat terhenti pada tahun 930 Masehi ketika Mekah diserang pasukan suku Qarmatian yang berasal dari Bahrain.

Sekitar 30 ribu orang tewas pada serangan tersebut. Pasukan Qarmatian yang merupakan sekte dari Syiah Ismailiyah juga mencuri Hajar Aswad dan mencuri bagian-bagian dari Ka’bah untuk dibawa ke markas mereka di Ihsaa, Bahrain pada zaman dulu.

Penyerangan yang dilakukan pada musim haji ini juga menodai sumur air zam-zam karena mereka membuang jenazah para jamaah ke dalam sumur suci ini.

“Penyerangan Qarmatian adalah insiden yang signifikan. Itu adalah momen yang cukup besar dalam sejarah Islam,” ujar Umar al-Qadri, seorang cendekiawan Islam dan kepala imam di Islamic Center of Ireland di Dublin, kepada Al Jazeera dan dikutip Portaljogja.com.

“Abu Tahir al-Jannabi, yang memimpin serangan itu, tidak hanya menyerang Mekah dan menunda shalat ditunda, tapi juga tidak menghormati simbol-simbol Islam yang sangat sakral,” tambah al-Qadri.

Akibatnya, ibadah haji dihentikan setelah terjadi penyerangan tersebut dan hilangnya Hajar Aswad.

Menurut sejarawan Al-Juwayni, batu Hajar Aswad tersebut dikembalikan dua puluh tahun kemudian atau pada sekitar 952 M dan dikembalikan ke lokasi aslinya.

Setelah berusia lebih dari 4.000 tahun dan telah mengalami banyak peristiwa, batu Hajar Aswad dipercaya yang semua utuh kini telah terbagi menjadi delapan bagian dengan ukuran yang berbeda-beda.

Potongan-potongan batu tersebut ditempelkan dalam sebuah batu besar dan dibungkus dengan bingkai perak.

Namun ada klaim bahwa enam potongan batu Hajar Aswad tersebut kini berada di Istanbul, Turki.

Satu dipajang di mihrab Masjid Biru, satu di atas pintu masuk makam Sulaiman Agung dan empat di Masjid Sokullu Mehmet Pasa, seperti ditulis Daily Sabah dan dikutip Portaljogja.com. ***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Daily Sabah Arab News Islamiclandmarks


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x