Jangan Khawatir, Indonesia tak Impor Kurma dari Israel

17 Maret 2024, 12:38 WIB
Ilustrasi kurma. /Freepik/azerbaijan_stockers/

PORTAL JOGJA - Mengindahkan himbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar umat Islam untuk tetap tak menggunakan produk yang terafiliasi Israel saat Ramadhan 2024, ada pernyataan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dapat mengobati kekhawatiran umat Islam yang ingin menjalankan himbauan tersebut. BPS menyebut impor kurma tak ada yang berasal dari Israel.

"Tidak ada impor kurma yang berasal dari Israel, karena dari data BPS menunjukkan impor kurma terbesar kita dari Tunisia, Mesir, Iran dan Arab Saudi," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta pada Jumat 15 Maret 2024 yang lalu sebagaimana dikutip dari ANTARA.

Impor kurma terbesar untuk Indonesia dalam kurun waktu Januari hingga Februari 2024 adalah dari Tunisia dengan kisaran 29,66 persen. Disusul Mesir 28,35 persen, Iran 9,3 persen, Arab Saudi 8,61 persen dan lainnya 24,07 persen.

Baca Juga: Mengenal Ragam Kurma yang Masyhur di Dunia

Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, saat menjelang Ramadhan terjadi kenaikan impor pada komoditas kurma baik secara nilai maupun volume. Walaupun untuk tahun ini impor kurma ini masih relatif lebih rendah dibanding tahun 2023.

Amalia menyebut Secara volume, impor kurma tercatat 11,24 ribu ton atau naik 51,28 persen dibanding Januari 2024 yang tercatat 7,43 ribu ton. Sementara impor pada Februari 2024 mencapai 18,44 miliar dolar AS, mengalami penurunan 0,29 persen secara bulanan namun mengalami peningkatan 15,84 persen secara tahunan.

"Memang dibanding tahun sebelumnya, impor kurma ini masih relatif lebih rendah," katanya.

Sebelumnya, MUI melalui Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim mengharapkan dalam Ramadhan 2024 ini, agar umat Islam tetap konsisten menggunakan produk yang terafiliasi Israel baik untuk konsumsi sahur, berbuka, maupun hantaran Ramadhan.

Baca Juga: Aneka Resep Kolak Pisang, Simple dan Cocok Untuk Buka Puasa. Bisa Ditambah Kolang Kaling, Ubi Maupun Kurma

berbuka, maupun hantaran Ramadhan.
"Umat Islam tidak boleh menggunakan produk Israel dan pendukungnya, bisa dimulai di bulan Ramadhan ini tidak menggunakan produk Israel untuk konsumsi sahur dan berbuka puasa," ujar Sudarnoto Abdul Hakim di Jakarta pada Minggu 10 Maret 2024.

Gerakan ini disebutnya sebagai bentuk nyata dari ajaran cinta Tanah Air bagian dari iman (hubbul wathan minal iman). Langkah pemboikotan ini sebagai bentuk tekanan yang bisa dilakukan masyarakat.

"Karena, dengan boikot, kita bisa memperlemah kekuatan ekonomi Israel supaya tidak menyerang-menyerang lagi," katanya.

Dia juga mengingatkan masyarakat untuk waspada mengenai produk kurma Israel. Salah satu organisasi yang mengawal hal tersebut, Indonesia Halal Watch (IHW), menyatakan bahwa kesadaran masyarakat untuk tidak membeli produk terafiliasi Israel terlihat dari data penelitian yang dilakukan pada 2023.

Baca Juga: Manfaat Kurma, Buah Berkhasiat dengan Kekuatan Penyembuhan

Dengan menyebar 700 kuesioner di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya, didapatkan hasil sekitar 87 persen responden mendukung Fatwa MUI tentang Hukum Dukungan Terhadap Palestina. Ini juga mengubah kebiasaan belanja mereka yang kini mempertimbangkan produk tersebut apakah terafiliasi dengan Israel atau tidak.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler