PORTAL JOGJA - Warga sipil di Ukraina banyak menjadi korban serangan roket dan rudel yang ditembakkan pasukan Rusia.
Sebagian besar korban sipil tewas akibat penggunaan senjata peledak, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem peluncur banyak roket serta serangan udara. Area terdampak pun meluas.
OHCHR adalah kantor komisioner tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan hak asasi manusia.
"OHCHR meyakini bahwa jumlah (korban) yang sesungguhnya jauh lebih tinggi, terutama di wilayah kekuasaan Pemerintah dan dalam beberapa hari belakangan, sebab perolehan informasi dari sejumlah titik perang tertunda dan banyak laporan yang masih menunggu konfirmasi," katanya.
Baca Juga: Amerika Serikat Bakal Jatuhkan Sanksi Rusia Karena Terlibat Ujicoba Nuklir di Korea Utara
Misi itu menyebutkan bahwa dugaan soal ratusan korban jiwa berjatuhan di Volnovakha belum bisa dikonfirmasi. Di kota itu, jalur evakuasi yang aman sedang diupayakan untuk bisa melewati pengepungan pasukan Rusia. Demikian pula dengan kota lain, evakuasi melalui koridor kemanusiaan juga terhambat.
Badan intelijen Ukraina menuduh pasukan Rusia menembak iring-iringan kendaraan yang mengevakuasi perempuan dan anak-anak dari desa Peremoha dekat ibu kota Kiev.
Insiden tersebut menewaskan tujuh orang termasuk satu anak.
Badai Intelijen Ukraina mengatakan konvoi itu meninggalkan desa secara mandiri dan menggunakan “koridor hijau” untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.