Pembagian Makanan di Turki, Tanda Meningkatnya Kemiskinan di Negara Presiden Erdogan

- 20 April 2021, 15:15 WIB
 Gambaran di media sosial mengenai pembagian makanan kepada warga Turki dari truk
Gambaran di media sosial mengenai pembagian makanan kepada warga Turki dari truk /Bagus Kurniawan/Twitter

PORTAL JOGJA - Pemerintah Turki baru-baru ini mulai membagikan kentang dan bawang bombay kepada orang-orang yang membutuhkan, di beberapa provinsi termiskin di Turki.

Foto dan video yang tersebar di media sosial menunjukkan, puluhan warga Turki berebut mendapatkan makanan tersebut secara gratis dari truk-truk yang membawanya ke kawasan penduduk.

Banyaknya orang juga membuat sayuran jatuh dan terinjak di tanah. Membuat orang bahkan mengambil kentang yang tercecer di tanah.

Baca Juga: Mulai Hari Ini Posko THR 2021 Mulai Beroperasi, Pastikan THR Keagamaan Benar-Benar Dibayarkan

Baca Juga: Ramalan Jayabaya, Menebak Pengganti Presiden Jokowi Setelah 2024, Notonegoro, Kali Ini Urutan Ga dan Go

“Gambaran orang banyak yang berkumpul untuk mendapatkan kentang dan bawang gratis, sebagai satu-satunya sumber makanan mereka, telah menjadi gambaran paling jelas dari ekonomi Turki saat ini,” ujar Serkan Ozcan, seorang ekonom dan anggota pendiri Partai Masa Depan kepada Arab News dan dikutip Portaljogja.com.

Berdasarkan alokasi, mereka yang termasuk kategori membutuhkan bantuan pangan akan menerima 10 kg bawang merah dan 20 kg kentang secara gratis dari pemerintah.

Turki baru-baru ini mendapat tambahan 250.000 orang pengangguran dengan total keseluruhan pengangguran menjadi 4,23 juta orang pada Februari 2021.

Baca Juga: Emas Antam Naik, Emas UBS Turun di Pegadaian Hari Ini Selasa 20 April 2021

Baca Juga: Gunung Merapi Hari Ini Kembali Bergolak, Sudah Beberapa Kali Luncurkan Awan Panas Guguran, Terjauh Hingga 1,5

Ini membuat tingkat pengangguran di negara yang dipimpin Erdigogan ini berada di angka 14,1 persen dan dalam waktu yang sama tingkat inflasi tahunan naik menjadi 15,61 persen. Akibatnya, harga makanan menjadi sangat mahal di Turki.

“Sejak 2016, pendapatan nasional per kapita Turki turun seperempat, dan ini adalah rekor terburuk di antara negara-negara sejenis di pasar negara berkembang. Ketika orang-orang sangat membutuhkan kentang dan bawang, itu berarti pemerintah tidak dapat mengatur negara,” ujar Ozcan.

Kentang dan bawang yang diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat yang membutuhkan didapat pemerintah dari sektor pertanian.

“Para petani diwajibkan untuk menjual kelebihan produk mereka dengan harga yang terjangkau, dan orang-orang harus berkumpul di jalan karena mereka tidak dapat menemukan pekerjaan untuk memberi makan keluarga mereka,” ujar Ozcan.

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta 20 April 2021: Mama Rsa Tetap Curiga Soal Makam Roy, Al Tetap Bongkar

Sebuah survei baru-baru ini di Turki oleh firma riset pasar internasional IPSOS mengungkapkan bahwa 40 persen orang Turki mengkhawatirkan kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial, sementara 47 persen mengkhawatirkan menjadi pengangguran.

“Orang-orang menderita bukan hanya karena pandemi, tetapi juga karena hilangnya pendapatan dan meningkatnya biaya hidup,” kata Seren Selvin Korkmaz, direktur eksekutif Institut Riset Politik Istanbul, IPSOS.

“Selain kenaikan harga pangan, biaya layanan dasar seperti sewa apartemen, listrik, dan air telah berkontribusi pada kemiskinan. Akibatnya, kemerosotan ekonomi terlihat dari kerumunan yang berkumpul di sekitar truk kentang,” ujar Korkmaz.

Baca Juga: Pangeran Harry Diperkirakan Segera Terbang ke AS dan Lewatkan Ulang Tahun Ratu Elizabeth II

Dari mata Korkmaz, mengatakan bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa tidak memiliki keahlian di bidang kesehatan atau manajemen krisis ekonomi.

“Menurut saya sistem presidensial saat ini, tanpa lembaga independen yang didasarkan pada tata kelola yang baik dan keahlian, tidak dapat memberikan solusi yang layak untuk masalah ekonomi negara. Oleh karena itu, situasi ekonomi mungkin akan menghantam pemerintah saat ini pada pemilu berikutnya jika oposisi dapat memberikan visi kebijakan ekonomi yang layak kepada para pemilih,” ujar Korkmaz.

Lebih dari 100 musisi di Turki telah melakukan bunuh diri sejak dimulainya pandemi Covid-19 setelah kehilangan pekerjaan dan tidak menerima dukungan finansial dari negara.

Baca Juga: Alhamdulillah Ustaz Zacky Mirza Berangsur Pulih, Tepis Kabar Meninggal Dunia

Program dukungan gaji pemerintah untuk karyawan perusahaan yang terkena pandemi juga berakhir bulan April ini yang menyebabkan jutaan orang kehilangan penghasilan.

“Ketimpangan di negara ini diperburuk oleh kebijakan pertanian, pendidikan, dan perawatan kesehatan AKP, serta kemiskinan akut selama pandemi. Akibatnya, perlu waktu bertahun-tahun untuk pulih dari dampaknya di masyarakat,” ujar Korkmaz.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Arab Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x