PORTAL JOGJA - Bagi masyarakat Jawa banyak yang mempercayai soal Ramalan Jayabaya atau Joyoboyo. Ramalan Jayabaya ada banyak versi, namun hampir semuanya dipercayai oleh masyarakat.
Ramalan Jayabaya ada yang beranggapan dibuat oleh Kerajaan Kediri yang mengacu nama Jayabaya sebagai penguasa kerajaan waktu itu. Namun ada lagi versi yang lebih muda dibuat pada tahun 1800-an hingga masa yang lebih muda lagi sekitar tahun 1900-an. Namun babonnya tetap mengacu nama Ramalan Jayabaya.
Baca Juga: Emas Antam Naik, Emas UBS Turun di Pegadaian Hari Ini Selasa 20 April 2021
Meski begitu, keberadaan ramalan Jayabaya yang termaktub dalam kitab Jawa sering diragukan mengenai keaslian ramalannya hingga periode pembuatan naskahnya. Hingga kini banyak kademisi yang mengkaji soal kitab-kitab Jawa terkait ramalan Jayabaya.
Isi ramalan Jayabaya ada berbagai hal terkait prediksi negara Indonesia. Salah satnya soal pemimpin negara, Belanda di tanah Jawa dan kedatangan Jepang tahun 1942-1945. Dalam ramalan Jayabaya digambarkan kedatangan Jepang sebagai seekor ayam kate yang hanya seumur jagung atau usianya pendek di Indonesia atau sekitar 3 tahun.
Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta 20 April 2021: Mama Rsa Tetap Curiga Soal Makam Roy, Al Tetap Bongkar
Baca Juga: Nicolas Saputra Trending Gara-Gara Vaksin Covid-19, Fiersa Besari Komentari Begini
Kemudian yang paling populer lagi soal siapa yang bakal jadi pemimpin negara Indonesia hingga muncul istilah Satria Piningit. Soal pemimpin Indonesia masyaraat mempercayai dengan istilah "Notonegoro".
Kata Notonegoro saat ini dipercaya sebagai urutan nama-nama yang pernah memimpin Indonesia atau menjadi Presiden RI. Noto atau Nata artinya menata, dan Negoro atau negara yang artinya Negara. Jadi, pemimpin Indonesia adalah orang yang akan menata atau mengatur Negara Indonesia ini.