Serangan Covid-19 Gelombang Kedua di India, Anak dan Bayi Baru Lahir Terdeteksi Positif Tertular

21 April 2021, 11:20 WIB
ilustrasi anak-anak di India lebih banyak terdeteksi positif Covid-19 di India /Bagus Kurniawan/Amit Ranjan/Unsplash

PORTAL JOGJA - Gelombang kedua Covid-19 melanda India sejak awal minggu bulan April 2021. Bukan hanya dewasa yang mengalami hal ini, namun juga anak-anak ikut terinfeksi virus Covid-19.

Delhi-National Capotal Region atau Delhi NCR mencatat kenaikan jumlah anak yang dites positif terinfeksi Covid-19 pada gelombang kedua pandemi Covid-19.

Hal ini juga dikonfirmasi oleh para dokter di seluruh Delhi bahwa bahkan bayi baru lahir dan bayi di tes Covid-19 mendapatkan hasil positif.

Baca Juga: Liga Super Eropa dan 24 Jam yang Dramatis. Manchester City dan Arsenal Resmi Mundur, Klub Lain Menyusul?

Baca Juga: Barak Obama Apresiasi Juri Yang Putuskan Derek Chauvin Bersalah

Bayi baru lahir dan balita yang terinfeksi Covid-19 untuknya masih dapat dikendalikan dan jarang berakibat fatal.

Namun, berbeda bagi mereka yang berusia lebih tua. Anak-anak yang berusia 5-12 tahun dan terinfeksi Covid-19 memiliki risiko yang lebih besar.

Di beberapa rumah sakit, ibu harus mendampingi anaknya yang mengalami gejala parah.

“Anak perempuan saya mengalami diare dan hasil tesnya memastikan dia positif Covid-19. Ketika gejalanya berlanjut selama berhari-hari, kami larikan dia ke rumah sakit. Dia juga mengalami batuk yang berkepanjangan. Dokter memberikan obat-obatan dan cairan infus,” ujar seorang ibu yang menemani putrinya yang berusia 6 tahun di rumah sakit swasta.

Baca Juga: 6 Zodiak Paling Setia pada Pasangan, Tak Mempan Dengan Godaan Selingkuh

Baca Juga: Ratu Elizabeth Masih Berkabung, Ulang Tahun Ke-95 Tanpa Penghormatan Senjata

Di Rumah Sakit Anak Madhukar Rainbow di Delhi, para dokter telah mencatat adanya 50 kasus pediatri Covid-19 hanya dalam satu minggu saja.

Akhirnya rumah sakit tersebut menyiapkan fasilitas yang berisi 67 tempat tidur untuk anak di pusat Covid-19 yang terdaftar.

“Situasinya memang mengkhawatirkan dibandingkan tahun 2020. Lebih banyak kasus pediatrik, dengan kelompok usia yang lebih muda yang muncul di musim ini. Kami tidak bisa lengah. Orang tua harus mengambil semua tindakan pencegahan dan berkonsultasi dengan perawatan medis,” ujar Dr. Praveen Khilnani.

Baca Juga: R.A. Kartini, Sosok Tokoh Pejuang Emansipasi di Tengah Budaya Patriarki

Di salah satu rumah sakit di Delhi Selatan, seorang gadis muda yang positif Covid-19, bergantung pada ventilator, berjuang untuk hidup.

Dokter mengatakan gejalanya menjadi parah dan dia membutuhkan perawatan kritis.

Sementara itu, di Faridabad, Poonam Sharma mengaku terkejut saat seluruh keluarganya terjangkit virus tersebut, termasuk anaknya yang berusia 10 tahun.

“Pada tanggal 1 April, kami sangat terpukul mengetahui seluruh keluarga positif Covid-19, meski tidak banyak keluar rumah. Kami berusaha untuk tidak panik di depan putri kami. Dia mengalami demam, batuk, pilek yang merupakan gejala normal,” ujar Sharma.

Baca Juga: Oma Hetty Tak Mau Terpancing Kabar Kisruh Rumah Tangga Nathalie Holscher: Sederhana Aja, Take It or Leave It

Keluarga itu kemudian melakukan konsultasi jarak jauh dengan dokter dari rumah dan kini kondisi anak tersebut telah sembuh.

Setidaknya ada empat hal yang menyebabkan jumlah positif Covid-19 pada anak meningkat di India.

1. Strain virus Covid-19 mutan yang baru

2. Kurangnya kehati-hatian terhadap penanganan Covid-19 dalam rumah tangga

3. Peningkatan keterpaparan di daerah rawan, anak-anak dibawa ke tempat rawan.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 21 April 2021: Rasa Curiga Mama Rosa Berlanjut, Sikap Aldebaran, Kisah Elsa dan Ricky

4. Tidak ada vaksin untuk anak-anak

Dr. Sanjeev Bagai, seorang dokter spesialis anak senior menyarankan kemungkinan strain mutan baru virus corona yang sifatnya lebih para sehingga membuat kekebalan tubuh yang dimiliki anak menjadi tidak berfungsi.

“Tahun lalu, di seluruh dunia, sekitar 11 persen yang terkena Covid-19 adalah anak-anak. Tapi tahun ini, secara global, kami menyaksikan hampir 20-40 persen anak-anak di antara kasus-kasus positif,” ujar dr. Bagai.

“Kekebalan sel-T, kurangnya reseptor ace di saluran hidung di tenggorokan, dan protein pelindung lainnya sepertinya tidak bekerja,” lanjutnya.

Baca Juga: Imam Masjid Idkah Kashgar di Xinjiang China UngkapJumlah Jemaah Turun Drastis Saat Pandemi

“Keluarga tidak lagi berhati-hati lagi. Kurangnya perilaku yang sesuai dengan protokol Covid-19 di rumah, terutama oleh mereka yang berasal dari luar, adalah salah satu alasan terjadinya lonjakan tersebut. Sebelumnya, interaksi dibatasi,” ujar Dr. Hridesh Kumar, dari Rumah Sakit Pemerintah Acharya Shree Bhikshu.

Saat ini vaksinasi belum tersedia untuk anak-anak. Namun pemerintah telah mengumumkan mereka yang berusia 18 tahun ke atas dan memenuhi syarat akan menerima vaksinasi Covid-19 mulai 1 Mei 2021.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: India Today

Tags

Terkini

Terpopuler