Keuangan yang sulit juga disebabkan tidak adanya penonton yang datang ke stadion untuk menyaksikan permainan Lionel Messi dan kolega. Memang tak mengejutkan lantaran selama pandemi ini memang orang-orang dilarang menontom pertandingan sepak bola di stadion.
"Situasi ekonomi mengkhawatirkan. Sangat buruk, tapi kami punya harapan. Ketika lapangan dibuka, kami akan memperoleh 220 juta euro (sekitar Rp3,8 triliun) tanpa melakukan apa pun, dan itu akan naik hingga 320 juta (euro) berkat sponsor," jelasnya.
"Sementara itu, kami terus menghabiskan uang. Ini situasi yang mengerikan tapi ketika stadion kembali dimainkan, kami akan mulai kembali memperoleh uang," tambah dia.
Kebijakan penundaan gaji ini diterapkan Barca ke semua pemain. Sang kapten yang juga megastar ionel Messi sudah dipastikan tidak akan mendapatkan perlakuan khusus dalam kebijakan pemotongan gaji yang akan dilakukan Barcelona demi membantu klub melewati krisis akibat pandemi.
Baca Juga: Hashim Djojohadikusumo, Adik Prabowo Subianto Menilai Larangan Ekspor Benih Lobster Keliru
Tusquets memperingatkan bahwa kebijakan ini harus dilakukan karena Barcelona mengalami kerugian finansial selama masa pandemi ini berlangsung.
Terpisah, sebagaimana dikabarkan lewat penelitian Global Sports Salaries dari sportingintelligence.com menempatkan Barcelona pada puncak daftar dengan rata-rata gaji pokok pemain tim intinya 12,8 juta dolar AS.
Angka itu sebenarnya turun dibandingkan dengan tahun lalu ketika Barcelona juga memuncaki daftar dengan rata-rata penghasilan 13,7 juta dolar AS, terutama karena pengaruh penghasilan pokok Lionel Messi yang mencapai 65 juta dolar AS. ****