PORTAL JOGJA – Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengaku belum bisa mengungkapkan kegembiraan menyikapi rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang akan memulai sekolah tatap muka dalam waktu dekat ini.
“Belajar dan mengajar secara virtual jelas tidak ideal, tapi saya tidak bisa bilang senang bahwa sekolah tatap muka akan dibuka dalam waktu dekat,” ungkap Guru Besar FKUI tersebut melalui akun Twitternya @ProfesorZubairi.
Meski demikian Prof Zubairi juga cukup memahami bahwa dorongan untuk segera membuka sekolah tatap muka cukup besar. Tidak hanya dari kalangan orangtua, namun juga dari pemerintah.
Prof Zubairi juga menegaskan, dirinya tidak bermaksud menentang atau menolak rencana tersebut. Menurutnya, sekolah tatap muka bisa saja dilakukan namun dengan satu syarat. “Sikap saya ya setuju sekolah dibuka, asal positivity rate kurang dari 5 persen,” tegasnya.
Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!
Bahkan dengan angka positivity rate kurang dari 5 persen saja tak ada jaminan telah aman dari risiko penularan Covid-19. Apalagi daerah-daerah di Indonesia rata-rata positivity rate masih 20 persen atau lebih.
Kondisi tersebut menurut Prof Zubairi akan sangat rawan bagi siswa. “Karena risiko penularannya sangat tinggi," tegasnya.
Seperti diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan beberapa waktu lalu menyampaikan, sekolah tatap muka akan dimulai pada awal tahun ajaran 2021/2022 atau pada minggu ketiga Juli 2021.
Hanya saja, sebelum sekolah tatap muka dimulai, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menargetkan untuk melakukan vaksinasi dulu bagi 5 juta tenaga kependidikan, khususnya para guru.