BRIN Sebut Sektor Pertanian Dapat Terkena Dampak Peningkatan Suhu Saat Ini

- 5 Mei 2024, 00:28 WIB
Ilustrasi lahan pertanian
Ilustrasi lahan pertanian /ANTARA/ Yusuf Nugroho/

PORTAL JOGJA - Sehubungan dengan peningkatan suhu seperti yang terjadi pada saat ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi sektor pertanian. Pihak BRIN memperjelas hal tersebut, yaitu akan mempengaruhi produktivitas tanaman pangan.

"Laju evaporasi lebih tinggi, sehingga air lebih banyak hilang dan laju transpirasi juga meningkatkan yang membuat tanaman lebih banyak membutuhkan air," kata Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha saat dihubungi di Jakarta pada Jumat 3 Mei 2024, sebagaimana dikutip dari ANTARA.

Menurut Yudhistira, pada malam hari saat suhu meningkat maka terdapat kompensasi hasil fotosintesis yang akan dibuang melalui transpirasi. Ini akan menyebabkan hasil panen menurun.

Baca Juga: BMKG dan BRIN Sebut Udara Panas di Indonesia Bukan Gelombang Panas Seperti di Kawasan Asia

Ia kemudian memberikan contoh pada tanaman padi, suhu tinggi lebih dari 35 derajat Celcius dapat mengganggu saat primodial - pembungaan. Fase ini merupakan saat yang paling sensitive suhu tinggi, sehingga dapat menyebabkan keguguran polen atau serbuk sari, dan tanaman menjadi hampa.

"Karena di Indonesia tidak ada cekaman suhu tinggi untuk saat ini --tidak seperti di negara-negara tropis yang lebih dari 11 derajat lintang utara— maka belum terbukti adaptasinya," ujarnya Kembali.

Adaptasi yang dimaksud adalah pemuliaan padi yang toleran suhu tinggi. Dalam hal ini sudah ada sejumlah varietas yang sudah dilepas dari program penelitian cekaman suhu tinggi, yaitu Inpari Digdaya (tetuanya varietas dular yang tahan suhu tinggi.

Baca Juga: BMKG Sebut Kemarau Tahun ini di Sebagian Indonesia Diperkirakan Mundur

Terkait dengan gelombang panas yang melanda sejumalah negara di Asia, sudah nampak kerusakan yang ditimbulkan anomali cuaca ini terhadap lahan pertanian. Namun Indonesia, belum terdapat laporan dampak keadaan cuaca tersebut. Indonesia tidak termasuk Kawasan yang terkena gelombang panas atau heatwave.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah