Tips Memilih Burung Murai Batu

- 8 Juli 2020, 17:04 WIB
Murai Batu
Murai Batu /Bagus Kurniawan

PORTAL JOGJA - Ada banyak jenis burung murai batu di Indonesia. Namun yang paling banyak digemari adalah jenis murai batu Medan.

Murai batu bernama latin Copsychus malabaricus in termasuk famili Muscicapidae. Murai batu juga sering disebut Kucica hutan. Burung ini tersebar di wilayah Indonesia terutama di Sumatera, Kalimantan dan Jawa hingga Asia Tenggara.

Di Indonesia dikenal ada murai batu Aceh, Medan,Jambi, Lampung, Nias, Jawa, Borneo/Kalimantan. Namun diantara semua jenis ini yang paling banyak diminati murai batu Medan, Aceh, Lampung dan Nias.

Baca Juga: Bingung Isi LKPM di Kulon Progo? Datang Saja ke Mal Pelayanan Publik

Burung ini juga jadi burung favorit dan kelas bergengsi saat lomba. Bahkan murai batu milik Presiden Jokowi juga pernah ikut kontes burung berkicau nasional di Bogor tahun lalu.

Semua jenis murai batu ini punya kelebihan masing-masing. Meski secara umum burung ini termasuk jenis petarung atau istilah komunitas Kicau Mania adalah burung yang cepat naik darah dan mudah birahi.

Salah satunya kelebihan murai batu Medan karena kicauan atau bunyinya yang bervariasi. Istilahnya dikasih masteran suara burung apa saja masuk. Sedangkan dari sisi bantuk fisik ekornya yang panjang dan indah. Bahkan panjang ekornya melebihi panjang badannya.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat: Ingin Mendapat Keturunan? Ini Amalan yang Dilakukan Nabi Zakaria

Habitat burung ini di hutan-hutan tropis, lembab dan lebat serta hutan sekunder. Sebaran murai batu Meda ada di daerah Bahorok, Bukit Lawang, dan kaki Gunung Leuser Sumatra Utara. Burung ini hidup dataran rendah hingga ketinggian 1.500 mdpl. Namun paling sering dijumpai pada ketinggian 500-600 mdpl.

Bila hendak memilih murai batu untuk dipelihara lebih baik yang dari hasil penangkaran/breeder. Burung hasil penangkaran biasanya ada surat resmi dan tanda misalnya ada gelang kaki.

Ada banyak penangkar murai batu di Sumatera dan Jawa. Keuntungannya bila membeli hasil penangkaran akan lebih mudah dipelihara ketimbang hasil pengkapan dari hutan.

Baca Juga: Seorang Residivis di Kulon Progo Ditangkap Usai Bobol Toko Optik

Murai batu hasil tangkapan hutan biasanya lebih liar atau tidak jinak sehingga risiko burung mengalami stres lebih besar. Bila stres akan cepat mati, padahal sudah membeli dengan harga mahal

Biasanya para penangkar menjual anakan atau bakalan usia 3-6 bulan. Untuk harga bervariasi mulai dari Rp 3 juta-6 juta/ekor dan tergantung jenisnya.

"Yang paling mahal untuk murai batu anakan atau trotol adalah murai batu Medan, kemudian Aceh, Lampung dan Nias," salah satu penangkar asal Jawa Tengah, Suwarto (55).

Baca Juga: Batik Jumputan Tahunan Mulai Menggeliat

Ia mengaku bisa meminta kiriman langsung murai batu dan jenis burung lainnya dari penangkar di Medan, Lampung, Palembang atau koa lain di Sumatera. Semua sudah dilengkapi surat resmi.

Adapun ciri-ciri murai batu Medan asli bisa dilihat dari fisiknya. Tubuhnya lebih besar dibanding jenis murai batu lainnya. Pada ekormya memiliki polar berwarna putih strip hitam berjumlah empat pasang. Ekornya berukuran panjang 27 sampai 35 cm. Sedangkan ukuran tubuh sekitar 13-17 cm.

Beberapa jenis punyak ekor melengkung yang bisa terangkat hingga menyentuh kepala saat berkicau. Ada pula jenis ekor lurus namun tak terlalu panjang.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DIY 8 Juli 2020

Warna bulu murai batu Medan asli hitam legam dan mengkilap. Jika berada di bawah sinar matahari, warna bulunya akan terlihat mengkilap biru tua. Pada bagian kaki memiliki warna merah gelap. Sedangkan pada burung dewasa terdapat sisik dan kaki ngelingir seperti belimbing.

Murai Batu Aceh

Murai Batu Aceh memiliki bulu yang lebih halus dibanding murai Sumatera lainnya. Burung ini memiliki ekor yang tipis dengan 2 helai bulu panjang pada ekor. Badannya juga lebih kecil dibanding murai batu Medan.

Murai Batu Nias

Menurut para penghobi burung atau kicau mania, jenis murai batu Nias dapat dikatakan lebih pandai menirukan atau dimaster dibanding murai batu lainnya.

Baca Juga: Legamara, Makanan Tradisional Khas Kotagede Yang Sarat Makna

Murai Batu Lampung

Jenis murai batu Lampung tersebar di daerah Lampung. Postur tubuhnya lebih kecil dobanding murai batu Medan. Para kicau mania juga banyak yang suka jenis ini karena saat berkicau akan menaikan bulu di kepalanya lalu menurunkannya kembali. Burung ini kalau dimaster suara buruung lain juga cepat bisa menirukan. Panjang ekor sekitar 15-20 cm.

Murai Batu Jambi

Murai batu Jambi sebaran habitasnya ada di hutan-hutan di Jambi, Sumatra Selata, Bengkulu dan sebagian Riau. Ukuran tubuhnya relatif kecil dengan ekor rapi dan lurus. Burung ini kalau dimaster suara buruung lain juga cepat bisa menirukan.

Baca Juga: Berita Baik: Sleman Membaik, Seluruh DIY Masuk Zona Risiko Rendah Penularan Covid-19

Murai Batu Kalimantan

Murai batu Kalimantan ada 2 jenis yang dikenal di pasaran atau penangkar. Pertama murai batu Palangka yang berasal dari daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Kdua murai batu Banjar yang habitatnya tersebardi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Dari sisi postur tubuh lebih kecil dibandingkan dengan murai batu asal Sumatera. Perbedaan murai batu Palangka dan Banjar pada ekor. Murai batu Banjar memiliki ekor yang lebih panjang. (****)

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x