Tungku Tiga Batu: Konsep Struktur Sosial Masyarakat Lampung

- 5 Maret 2023, 06:07 WIB
Pertunjukan koreografi tari Sebangun Tiga Sudut karya Ayu Permata Sari yang diadaptasi dari Tungku Tiga Batu yang digelar di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja Yogyakarta 2022.
Pertunjukan koreografi tari Sebangun Tiga Sudut karya Ayu Permata Sari yang diadaptasi dari Tungku Tiga Batu yang digelar di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja Yogyakarta 2022. /Instagram @psbk_jogja /

Koreografi tari Sebangun Tiga Sudut ini pernah digelar di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) Yogyakarta dalam Festival Gugus Bagong 2022.

Penonton lumayan padat dan mengerumun duduk bersila di lantai panggung yang telah diberi tanda garis-garis putih. Pada ujung tiga titik garis terdapat sebuah meja berisi barang-barang peralatan atau perabotan rumah tangga yang lazim berada di ruang dapur dan beranda depan rumah. Kemudian satu persatu digabungkan dengan benda-benda yang dibawa khusus oleh Ayu dari Lampung yang sepenuhnya telah diakrabinya hingga tersusun bentuk seperti tungku tiga batu.

Meskipun sebelum pertunjukan dimulai telah dibacakan sinopsis singkat oleh koreografernya. Namun, bagi yang bukan orang Lampung atau baru pertama melihat pertunjukan koreografi seperti Sebangun Tiga Sudut ini. Mungkin hanya bisa menebak-nebak isi cerita yang disampaikan. Karena disajikan dalam format yang memungkinkan berbagai interpretasi sesuai dengan pemahaman masing-masing penonton.

Ayu Permata Sari dalam menyajikan karya koreografinya tersebut dibantu satu penari laki-laki. Mereka berkolaborasi dengan bebas melepas gerak tubuhnya di atas panggung. Desain gerak yang digunakan hanya saling menyusun barang-barang perabotan rumah tangga menjulang ke atas setinggi lebih dari tinggi badan penarinya menjadi seperti tungku tiga batu. Sehingga dapat memberikan gambaran tentang karya Sebangun Tiga Sudut.

Denta Pramana Putra yang merupakan pasangan menari dalam karya Ayu tersebut menilai bahwa Sebangun Tiga Sudut memiliki makna yang kuat. Terutama dalam mengusung nilai-nilai struktur sosial masyarakat Lampung. Salah satunya terwujud dalam pola gerak berpasangan.

Digambarkan seperti dua garis lurus yang sama besar, sama tinggi, sejajar diikatkan dengan konsep perkawinan. Maka dua garis tersebut menyatu sehingga membentuk sebuah segitiga yang akhirnya dinamakan tungku tiga batu.

Karya koreografi tari ini dibuat dengan properti sangat sederhana dan tidak ada barang yang mewah. Tidak menggunakan instrumen musik tari melainkan hanya terdengar suara dentingan perabotan yang saling dilemparkan atau berjatuhan, suara piring pecah, nafas dari para penari, dan percakapan minim. Sedangkan busana yang digunakan hanya pakaian sehari-hari masyarakat kebanyakan ketika berada di rumah. Rok jarik dan kaos merah tanpa lengan panjang untuk perempuan. Kaos biru dan celana panjang putih model training oleh penari laki-laki.

Baca Juga: Menparekraf Buka East Indonesia Tourism and Investment Summit 2023

Dapat disimpulkan bahwa karya tari Sebangun Tiga Sudut ini mengungkapkan sebuah keseimbangan dalam fenomena sosial sebuah masyarakat tradisi yang dipercayai. Meskipun tidak mengandung banyak desain gerak yang variatif, tapi dapat mempresentasikan apa yang dimaksud koreografer kepada audiens dengan penghayatan pada pengelolaan konsep karya tari.

Satu hal yang tidak boleh disepelekan bahwa meskipun gerakan tarinya terlihat sederhana. Tetapi dibalik kesederhanaan tersebut dibutuhkan konsentrasi tinggi pada penarinya untuk berhati-hati dalam menjaga posisi gerakan agar susunan yang ditata tidak ambruk berantakan.***

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: psbk.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x