Menelusuri Jejak Pencipta Tari Bedhaya Anglir Mendung Mangkunegaran Solo

- 3 Maret 2023, 03:18 WIB
Bedhaya Anglir Mendung, Tarian Sakral di Mangkunegaran
Bedhaya Anglir Mendung, Tarian Sakral di Mangkunegaran /Inung R Sulistyo

PORTAL JOGJA - Pura Mangkunegaran Solo menggelar Tingalan Jumenengan Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya atau KGPAA Mangkunagoro X yang pertama pada Rabu, 1 Maret 2023.

Dalam acara Tingalan Jumenengan Dalem di Pendapa Ageng Mangkunegaran tersebut. Terdapat prosesi tarian sakral bernama Bedhaya Anglir Mendung dengan iringan gamelan Kyai Kanyut Mesem. Tarian ini memang wajib disajikan setiap penobatan raja atau ulang tahun penobatan raja di Kadipaten Mangkunegaran sejak masa Mangkunagoro I.

Menurut Edi Sedyawati dalam bukunya “Pertumbuhan Seni Pertunjukan” yang terbit 1981 menyebutkan bahwa salah satu fungsi tari adalah sebagai pelengkap kebesaran raja serta memperkuat kedudukannya sebagai golongan bangsawan.

Baca Juga: Peringati Hari Penegakan Kedaulatan Negara, Mastarakat Diajak Jangan Lupakan Sejarah

Lalu siapakah pencipta tari Bedhaya Anglir Mendung Mangkunegaran ini?

Hadi Subagyo dalam bukunya “Sejarah Tari: Jejak Langkah Tari di Pura Mangkunegaran“ yang terbit 2007 menyebutkan bahwa dengan dibantu abdi dalem yang ahli dalam seni karawitan dan tari yaitu Kiai Gunosuto dan Kiai Kidang Wulung.

Mangkunagoro I menggubah tari Bedhaya Anglir Mendung dalam bentuk yang baru dengan mengacu pada dokumentasi folklor notasi gending Ketawang Alit Anglirmendung dan tari Bedhaya Gadung Mlathi yang telah ada sejak zaman Panembahan Senapati 1575 Masehi.

Pernyataan tersebut memberi petunjuk bahwa Mangkunagoro I dengan Kiai Gunosuto dan Kidang Wulung secara bersama menggubah atau menyusun gending dan tarinya dengan ditambahkan tembang yang syairnya menggambarkan peperangan Mangkunagoro I melawan Pangeran Mangkubumi yang tak lain mertuanya sendiri karena tidak mau diajak bergabung dengan Belanda.

Peperangan dengan mertuanya yang dibantu Belanda ini terjadi di Ponorogo 1752 dan dicatat oleh juru tulis wanita dari kelompok laskar putri atau Legiun Prajurit Estri yang dinamakan Pasukan Ladrang Mangungkung dalam bentuk tembang Durma sebanyak 68 bait.

Pementasan pertama tari Bedhaya Anglir Mendung digelar pada penobatan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro I pada 17 Maret 1757. Jumlah penarinya menggunakan komposisi tiga gadis dan masing-masing di pinggang bagian depan sebelah kiri diselipkan pistol yang pernah digunakan dalam perang gerilya.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x