“Muhammad bin Nafi al-Khuza'i melihat batu tersebut berwarna hitam di permukaan dan sisanya berwarna putih. Panjangnya kira-kira sepanjang lengan,” tulis keterangan Instagram reasahalharmain.
Batu yang diterima Nabi Ibrahim AS merupakan satu bongkahan batu yang cukup besar. Namun keberadaan batu ini sempat pecah dan berpindah tempat seiring dengan perjalanan kota Mekah.
Pada saat peperangan antara Umayyah dan cucu Nabi Muhammad SAW, Husein, sekitar tahun 683 M, Mekah diserang dan Ka’bah sempat terbakar. Dalam kondisi peperangan ini, batu hajar aswad diyakini pecah menjadi beberapa bagian, meskipun disatukan kembali dengan bingkai perak.
Baca Juga: Doni Monardo Nilai Keputusan Larangan Mudik Sudah Tepat, Katanya: Berkaca dari Pengalaman Tahun Lalu
Keberadaan Hajar Aswad juga tidak selamanya berada di Ka’bah. Sekitar tahun 930 M, suku Qarmatian yang memiliki akar Syiah Ismailiyah mencuri batu tersebut dari Ka’bah dalam serangan yang meluluhlantakkan Mekah danmembawanya ke markas mereka, kini di sekitar negara Bahrain.
22 tahun kemudian, batu hitam Hajar Aswad kembali ke Ka’bah, namun menurut pengakuan pemerintah Turki, beberapa bagian Hajar Aswad berada di negara tersebut, tersimpan di Masjid Sokullu Mehmet Pasa, seperti ditulis Daily Sabah dan dikutip Portaljogja.com
Dalam unggahan instagram info_haramain yang berafiliasi dengan Presiden Haramain dijelaskan bahwa batu Hajar Aswad yang berada di Ka’bah saat ini terdiri dari 7 buah pecahan yang berbeda ukuran.
Batu pertama berukuran 23,4 mm x 22,5 mm
Batu kedua berukuran 19,8 mm x 17,8 mm