Hajar Aswad, Batu dari Surga yang Pernah Hilang dan Dihancurkan, Berikut Kisah Sejarahnya

4 Mei 2021, 14:19 WIB
Hajar Aswad yang terletak di pojok Ka’bah. Menjadi penanda dimulai dan berakhirnya ibadah Tawaf dalam umrah dan haji. /Instagram Al Haramain

PORTAL JOGJA - Batu Hajar Aswad adalah batu yang sangat legendari dan kisah sejarah umat Islam. Semua orang yang perhi haji dan umrah akan selalu merindukan untuk mencium batu hajar aswad tersebut.

Setiap musi haji tiba, jutaan umat muslim setiap hari rela berdesak-desakan hanya sekadar untuk mencium batu hajar aswad. Untuk bisa menciumnya butuh perjuangan keras.

Umat muslim saat musim haji dan umrah selalu menginginkan untuk mencium batu hajar aswad di sela-sela tawaf di Ka'bah. Ribuan orang datang silih berganti entah pagi, siang atau malam untuk berusaha mencium batu tersebut.

Baca Juga: Harga Emas Antam 1 Gram di Pegadaian Rp962.000, UBS Naik Sedikit Hari ini Selasa 4 Mei 2021

Baca Juga: Setelah 27 Tahun Menikah, Bill Gates Bercerai Dengan Istrinya, Asetnya Mencapai Rp1,882 Kuadriliun

Batu Hajar Aswad selalu dijaga oleh Askar dari kerajaan Arab Saudi selama 24 jam. Batu Hajar Aswad kini terletak di salah satu sudut Ka'bah.

Dalam sejarah Batu Hajar Aswad pernah mengalami sejumlah peristiwa. Batu yang diyakini berasal dari surga ini pernah hilang dan pecah.

Batu ini pertama kali ditemukan oleh Nabi Ismail AS, kemudian diletakkan oleh Nabi Ibrahim AS.

Dahulu, batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab.

Berdasarkan data dari Kementerian Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi menyatakan Nabi Ibrahim AS adalah orang yang pertama kali meletakkan batu Hajar Aswad di Mekah.

Ketika Bani Bakar bin Abdi Manaf bin Kinanah bin Ghaisyan bin Khaza’ah mengusir keturunan Jurhum dari wilayah Mekah.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 4 Mei 2021: Elsa Gagal Kasih Kopi Berisi Obat Tidur, Mama Rosa Benci Reyna

Baca Juga: KPK Diguncang Isu Singkirkan Orang-orang Berintegritas, Novel Baswedan: Upaya Lama yang Terus Dilakukan

Amr bin Harits bin Madhadh Al Jurhumi membawa serta dua patung emas kepala rusa dan Hajar Aswad dan dipendam di sumur Zamzam, kemudian mereka berangkat menuju Yaman.

Namun saat menyembunyikan batu Hajar Aswad di dalam sumur Zamzam tidak bertahan lama karena seorang wanita dari bani Khaza’ah memberitahukan kepada kaumnya.

Ia mengatakan melihat orang Jurhum memendam Hajar Aswad di sumur zamzam. Seteah menemukan kembali batu hajar aswad, kemudian dletakkan kembali ke tempatnya.

Setelah itu juga terjadi upaya perampokan dan peramapasan di sekitar Mekah hingga Ka'bah juga mengalami kerusakan oleh berbagai Kabilah.

Baca Juga: Lagi, 24 Pasien Tewas Dalam 24 Jam Akibat Kekurangan Oksigen pada Sebuah Rumah Sakit di India

Konflik antar kabilah di sekitar Mekah sering terjadi. Banyak kabilah Quraisy yang berselisih paham soal orang yang harus meletakkan batuhajar aswad ini ke tempatnya.

Mereka sepakat, orang yang harus meletakkannya adalah orang yang pertama kali masuk ke Ka’bah. Rasulullah Nabi Muhammad SAW adaah orang yang pertama kali datang.

Rasulullah SAW kemudian menggelar sebuah kain persegi empat, dan para pemimpin kabilah diminta untuk memegang setiap sudut kain tersebut. Kemudian Rasulullah SAW meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya.

Sekitar 180-an Hijriyah, pada masa Abdullah bin Zubair memasang lingkaran pita perak di sekeliling Hajar Aswad. Pemasangan pita perak itu dilakukan agar Hajar Aswad tetap utuh dan tidak mudah pecah.

Baca Juga: Will Smith, Shawn Mendes dan Selebriti Lain Ikut Penggalangan Dana Penanganan Covid-19 di India

Pemasangan pita perak berikutnya dilakukan pada 189 H, ketika Sultan Harun ar-Rasyid berkuasa. Setelah itu tahun berganti tahun, upaya paksa untuk merusak dan mindahkan batu hajar aswad terus teradi, namun upaya itu selalu gagal.

Batu hajar aswad juga pernah berpindah tempat. Batu Hajar Aswad dikembalikan ke tempatnya pada 10 Zulhijah 339 H, setelah 22 tahun Ka’bah kosong dari Hajar Aswad.

Terakhir kali kasus hajar aswad di rusak oleh seorang dari Afghanistan dengan cara dicongkel. Namun ketahuan oleh penjaga masjid dan kemudian menangkapnya, dia pun dihukum mati.

Untuk menjaga dan mengekalkan keutuhannya, Hajar Aswad sering dililit dan dilingkari dengan lingkaran pita perak sebagai pelindugnya yang kuat menahan.

Kini hajar aswad terus dijaga agar tidak ada satu pun orang yang merusk atau mencurinya. Berbagai kamera CCTV telah di pasang di semua sudah masjidil haram, Batu hajar aswad juga terus di jawa selama 24 jam. Jemaah masih bisa menciumnya secara berganti batu yang dipercaya dari surga itu meski hanya beberapa detik.***

Editor: Bagus Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler