Network
PORTAL JOGJA – Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) yang memimpin operasi pencarian dan penyelamatan terhadap awak dan penumpang kapal yang terbalik di Tanjung Balau berhasil menemukan 11 orang dalam keadaan meninggal dunia.
Dilansir dari Malay Mail, Wakil direktur operasi MMEA Johor Simon Templer Lo Ak Tusa mengatakan 25 orang lainnya masih belum ditemukan. Ke-sebelas jenazah tersebut semuanya tidak berdokumen.
Simon Templer menyebutkan, jumlah penumpang kapal yang terbalik tersebut sebanyak 50 orang. Dari 14 orang yang ditemukan, satu diantaranya dalam keadaan kritis dan saat ini dirawat di rumah sakit di Kota Tinggi.
“Agensi tidak dapat membuat pernyataan apa pun tentang nasib 25 korban yang masih belum ditemukan. Saya tidak bisa mengatakan apakah mereka aman atau tidak, tetapi yang kami ketahui dari saksi mereka masih hilang, ”kata Simon Templer seperti dikutip Malay Mail.
Simon menyebutkan, kapal tersebut dilaporkan terbalik di Kawasan Tanjung Balau pada pukul 4.30 pagi hari.
Meski tidak berdokumen, namun diyakini kapal tersebut berasal dari Indonesia. Disebutkan, kapal itu terbalik setelah dihantam ombak yang kuat, menyusul cuaca buruk.
Baca Juga: Presiden Afrika Selatan Positif Covid-19, Belum Pasti Omicron dan Kini Jalani Karantina di Cape Town
Berdasarkan penyelidikan awal, diketahui bahwa para migran tidak berdokumen itu dikenakan biaya RM2.000 hingga RM3.000 per orang untuk mendapatkan transportasi jalur laut untuk memasuki negara Malaysia.
Sebanyak 159 personel instansi pemerintah terlibat dalam operasi SAR yang melibatkan polisi, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, ATM, Angkatan Pertahanan Sipil dan Kementerian Kesehatan.***
