PORTAL JOGJA - Aksi represif Israel terhadap penduduk Palestina membuat sejumlah organisasi mengemukakan ide untuk melakukan gerakan boikot, divestasi dan sanksi, yang disebut BDS terhadap produk Israel.
Gerakan BDS didukung ratusan serikat pekerja, jaringan pengungsi, organisasi perempuan, organisasi profesional, bahkan organisasi Yahudi untuk Kedamaian di seluruh dunia terhadap Israel yang lekukan serangan ke Palestina.
BDS mendesak lima hal untuk mengakhiri pendudukan Israel terhadap wilayah-wilayah yang ditempati penduduk Palestina dan dikembalikan kepada yang berhak.
Baca Juga: Perahu Wisata Tenggelam di Waduk Kedungombo Boyolali, 9 Orang Hilang
Baca Juga: Korban Tewas Palestina Terus Bertambah, Setidaknya 139 Tewas Pekan Ini, 950 Lainnya Terluka
Gerakan pertama adalah mendorong embargo militer terhadap Israel, terutama ketika saat ini pasukan Israel terlihat jelas melakukan kekerasan terhadap penduduk Palestina di Sheikh Jarrah dan masjid Al Aqsa.
Gerakan kedua adalah mendeklarasikan diri anda dan perusahaan untuk menjadi zona bebas apartheid.
Aksi yang dilakukan Israel dengan membedakan diri mereka dengan warga Palestina disebut sebagai bagian dari apartheid yang memiliki sistem untuk pemisahan ras, ras Israel dan ras Arab.
“Ada konsensus yang berkembang bahwa Israel sekarang, seperti Afrika Selatan di masa lalu, adalah negara apartheid yang harus dihadapi dengan sanksi yang ditargetkan, boikot dan divestasi,” ujar Omar Barghouti, salah satu pendiri gerakan BDS, mengatakan kepada Al Jazeera dan dikutip Portaljogja.com.
Baca Juga: Israel Bombardir Gaza Palestina Lewat Serangan Udara, Warga Mengungsi dan Bangunan Hancur