Singapura Dikejutkan Rencana Penyerangan Masjid dan Sinagoge Dalam 4 Bulan Terakhir, Pelaku Berusia 16 dan 20

- 12 Maret 2021, 12:09 WIB
singapura/Aishah Rahman/Unsplash
singapura/Aishah Rahman/Unsplash /

Remaja ini berencana menggunakan parang untuk menyerang umat Islam di dua masjid di daerah Woodlands pada 15 Maret 2021, sebagai peringatan atas serangan masjid di wilayah Christchurch, di Selandia Baru.

Remaja yang tidak disebutkan namanya itu adalah seorang Kristen Protestan dari etnis India. “Dia adalah orang termuda yang ditangani di bawah ISA untuk kegiatan terkait terorisme,” ujar ISD.

Remaja tersebut meradikalisasi diri, dimotivasi oleh antipati yang kuat terhadap Islam dan ketertarikannya pada kekerasan.

“Dia menonton video siaran langsung serangan teroris di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret 2019, dan membaca manifesto penyerang Christchurch, Brenton Tarrant,” ujar ISD.

Selain itu, remaja 16 tahun ini juga telah menonton video propaganda Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan sampai pada kesimpulan yang salah bahwa ISIS mewakili Islam.

Dari video propaganda itu, dia juga mengambil kesimpulan bahwa Islam meminta pengikutnya untuk membunuh orang yang tidak beriman.

Dia memilih Masjid Assyafaah dan Masjid Yusof Ishak sebagai target karena kedua masjid tersebut berada di dekat rumahnya. Remaja yang tidak disebut namanya karena masih berada di bawah umur ini melakukan pengintaian dan penelitian online menggunakan Google Maps dan Street View di kedua masjid tersebut untuk mempersiapkan serangan.

Untuk mempersiapkan diri menyerang jamaah kedua masjid tersebut, remaja itu menonton video YouTube, dan yakin dapat mengenai arteri targetnya dengan menebas secara acak di area leher dan dada mereka.

Dia berencana menabung dan membeli parang Smith & Wesson seharga 190 Dolar Singapura atau sekitar Rp2 juta. Setelah itu dia juga berencana mencuri kartu kredit ayahnya untuk menyewa kendaraan yang akan mengantarnya antara Masjid Assyafaah dan Masjid Yusof Ishak dengan cepat, seperti yang dilakukan teroris Selandia baru, 2 tahun silam.

Awalnya, sebelum merencanakan serangan dengan menggunakan parang, remaja ini sempat mencoba membeli senjata api, seperti yang digunakan teroris Selandia Baru tersebut, namun untungnya undang undang kontrol senjata api di Singapura membuatnya mengurungkan niat menggunakan senjata api.

Halaman:

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah