PORTAL JOGJA - Presiden Turki Tayyip Erdogan menuduh Amerika Serikat (AS) membantu kelompok militan Kurdi, Senin 15 Februari 2021.
Kelompok militan Kurdi diyakini telah mengeksekusi mati 13 warga Turki yang diculik di utara Irak.
Erdogan menyebut kecaman yang disampaikan AS terhadap eksekusi mati itu sebagai sebuah "lelucon".
Baca Juga: Ashanty dan Aurel Positif Covid-19, Atta Halilintar Langsung Tes Swab Seluruh Penghuni Rumah
Turki pada Minggu (14/2) mengatakan Partai Buruh Kurdistan (PKK) yang dianggap sebagai kelompok militan oleh Ankara, telah mengeksekusi para tahanan, termasuk di antaranya tentara dan polisi.
Sebagaimana dilansir ANTARA, eksekusi itu dilakukan di tengah adanya operasi militer terhadap PKK.
AS mengecam insiden itu dan mengatakan pihaknya akan berdiri bersama Turki, jika pembunuhan itu terbukti dilakukan oleh PKK.
Baca Juga: Batas Pencairan BLT UMKM Rp2,4 Juta di BRI unruk Disalurkan ke 1,4 Juta UMKM, Tinggal 4 Hari Lagi
AS dan Uni Eropa menetapkan PKK sebagai organisasi teroris, tetapi di Suriah, tentara-tentara AS bersama pejuang Unit Pelindungan Rakyat Kurdi (YPG). Turki menyebut YPG terhubung dengan PKK.
"Ada pernyataan yang dikeluarkan oleh AS. Itu adalah lelucon. Apakah kalian tidak seharusnya melawan PKK dan YPG? Kalian terang-terangan mendukung mereka dan berdiri di belakang mereka," kata Erdogan ke para pendukungnya, anggota AK Partai, di Kota Rize, yang berada di pesisir Laut Hitam.