Putin Bakal Ganti Mata Uang Penjualan Gas dengan Rubel Buntut Sanksi Ekonomi pada Negara Tak Bersahabat Moskow

- 24 Maret 2022, 07:21 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin dikritik karena mengenakan mantel seharga Rp198 juta.
Presiden Rusia, Vladimir Putin dikritik karena mengenakan mantel seharga Rp198 juta. /Kremlin.ru

Putin mengatakan pemerintah dan bank sentral punya waktu sepekan untuk mencari solusi bagaimana mengalihkan pembayaran ke mata uang Rusia.

Baca Juga: Kotak Htam Pesawat China Eastern Airlines Saat Ditemukan, Begini Kondisinya Rusak Parah!

Gazprom, raksasa gas Rusia, juga akan diminta untuk membuat perubahan terkait dalam kontrak-kontrak gas yang dimilikinya.

Menurut Gazprom, 58 persen penjualan gas alam ke Eropa dan negara-negara lain hingga 27 Januari dilakukan dalam mata uang euro. Dolar AS menyumbang sekitar 39 persen penjualan kotor dan paun sekitar 3 persen.

Sekitar 40 persen dari total konsumsi gas Eropa dipasok oleh Rusia.

"Prosedur pembayaran yang dapat dipahami dan transparan harus dibuat untuk (semua pembeli asing), termasuk menggunakan rubel Rusia di pasar mata uang domestik kita," kata Putin.

Rusia telah membuat daftar negara "tak bersahabat", merujuk pada mereka yang menjatuhkan sanksi.

Baca Juga: Weton Kamis Wage 24 Maret 2022, Pantangan Jodoh Neptu Ini, Watak Mudah Iba Tapi Ceroboh

Transaksi dengan perusahaan dan individu dari negara-negara itu harus mendapat persetujuan dari sebuah komisi pemerintah.

Sebelumnya diketahui bahwa cadangan gas Ukraina mencapai 9,5 miliar meter kubik (bcm) dan produksinya terus berlanjut di seluruh fasilitas kecuali di kilang-kilang yang ada di sejumlah daerah pertempuran, kata Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Reuters Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x