Gunung Merapi Terus Luncurkan Lava dan Awan Panas Guguran, Status Masih Siaga

- 3 Juli 2021, 06:40 WIB
Awan panas guguran yang terjadi pada pukul 05.15 WIB pagi ini.
Awan panas guguran yang terjadi pada pukul 05.15 WIB pagi ini. /Foto : Twitter @BPPTKG/

PORTAL JOGJA – Gunung Merapi yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta terus menunjukkan aktivitas vulkaniknya.  

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui akun Twitternya @BPPTKG menginformasikan, hingga saat ini Gunung Merapi masih berstatus Siaga (Level III).

Sabtu 3 Juli 2021 pagi ini Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada pukul 05.15 WIB.  “Awanpanas guguran #Merapi tanggal 3 Juli 2021 pukul 05.15 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 68 mm dan durasi 117 detik,” demikian ditulis akun BPPTKG. Awan panas guguran tersebut dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter ke arah Barat Daya.

Baca Juga: Menteri Agama: Takbiran dan Salat Idul Adha di Zona PPKM Darurat Ditiadakan

Sementara itu BPPTKG juga menginformasikan, pada minggu ini, terhitung dari tanggal 25 Juni 2021 hingga 1 Juli 2021, awan panas guguran tercatat terjadi sebanyak 10 kali ke arah Barat Daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.

Selain itu juga terjadi 29 kali awan panas guguran ke arah Tenggara dengan jarak luncur maksimal 3.000 meter. Sedang guguran lava teramati sebanyak 100 kali ke arah Barat Daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter dan 26 kali ke arah Tenggara dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter.

Pada 25 Juni 2021 sempat dilaporkan terjadi hujan abu di beberapa wilayah di sektor Tenggara Gunung Merapi.

BPPTKG juga menyebutkan, volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 1.680.000 m3 dengan laju pertumbuhan 11.800 m3/hari.  Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor Tenggara pada 1 Juli lalu menunjukkan adanya perubahan tinggi kubah tengah sebesar 0,5 m lebih rendah dari tanggal 24 Juni 2021.

Baca Juga: Sehari Menjelang Pemberlakukan PPKM Darurat, Kasus Covid-19 Makin Tak Terkendali

Meningkatnya jumlah kejadian awan panas guguran dan guguran lava ini menyebabkan kubah tengah teramati lebih rendah dari minggu sebelumnya.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: BPPTKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x