Covid-19 Menggila di Yogyakarta, Relawan: Kami Telah Sampai Pada Batas Kemampuan

- 1 Juli 2021, 13:29 WIB
Ilustrasi pemakaman dengan protokol Covid-19.
Ilustrasi pemakaman dengan protokol Covid-19. /- Foto : Portal Jogja/Siti Baruni/

PORTAL JOGJA – Jumlah kasus positif Covid-19 semakin menggila di sejumlah daerah di Indonesia. Dampaknya dirasakan oleh tenaga kesehatan dan relawan penanggulangan Covid-19.

Per 30 Juni 2021, terdapat penambahan sebanyak 892 kasus positif Covid-19 di DIY, dikutip dari humas jogja. Kabupaten Sleman menjadi penyumbang terbanyak yaitu sebesar 308 kasus, kemudian diikuti Kabupaten Bantul sebanyak 275 kasus.

Merespon banyaknya kasus positif tersebut, sejumlah relawan di Yogyakarta mengeluarkan pernyataan sikap yang menyatakan telah berada pada batas kemampuan mereka.

Baca Juga: Kasus Baru dan Kasus Meninggal DIY Terus Naik, Warga Masih Abai Prokes

Relawan terdiri dari beberapa gerakan dan lembaga kemanusiaan di DIY yaitu Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Nahdlatul Ulama (NU), Jaringan GUSDURian, dan SONJO (Sambatan Jogja).

Pernyataan sikap sejumlah relawan Covid-19 Jogja diunggah melalui situs Gusdurian pada Rabu, 30 Juni 2021. Dalam pernyataan sikap tersebut, mereka mengakui bahwa gelombang kedua Covid-19 jauh lebih dasyat daripada puncak gelombang pertama di bulan Desember 2020 hingga Februari 2021.

Mereka juga menyadari bahwa kecepatan penyebaran Covid-19 jauh lebih cepat dari peningkatan kapasitas shelter dan rumah sakit.

Para relawan menegaskan telah berkontribusi sesuai kapasitas mereka. Merespon adanya lonjakan pasien, kekurangan oksigen, penurunan kemampuan Tes PCR di DIY, relawan berinisiatif membuat WAG sebagai wadah koordinasi dengan pimpinan laboratorium di DIY dalam memecahkan masalah-masalah tersebut.

Mereka juga menegaskan bahwa data pemerintah merupakan data kasar, dimana data di lapangan menunjukkan jumlah pertambahan yang lebih besar dari yang dilaporkan pemerintah.

“Saat ini angka kematian akibat Covid-19 meningkat tajam, baik di rumah sakit maupun di rumah-rumah karena pasien melakukan isoman. Dua hari terakhir beberapa pasien wafat selama proses diantar oleh para relawan tanpa SK ke IGD di beberapa rumah sakit dan ternyata IGD-IGD tersebut telah penuh,” keterangan para relawan dalam pernyataan sikap mereka.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x